KANAL24, Malang – Badan kesehatan dunia, WHO telah merilis empat varian virus corona baru, yakni varian virus Alpha atau dikenal juga B.1.1.7 dari Inggris, kemudian varian Beta atau B.1.351 asal Afrika Selatan, varian P.1 atau Gama asal Brazil, dan varian B.1.6.1.7 atau Delta asal India. Menurut, dr. Andrew William Tulle, M.Sc, staf divisi virologi departemen mikrobiologi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), mutasi virus tersebut lumrah terjadi, hal ini dibutuhkan agar virusnya mampu bertahan hidup.
“Untuk varian baru ini lebih bisa bertahan dan kuat di saluran pernafasan manusia. Yang varian asli Wuhan bisa bertahan namun tidak sekuat empat varian tersebut. Jadi kalau orang terinfeksi ini, jumlah virusnya lebih banyak. Karena virus lebih banyak di saluran pernafasan seseorang, misalkan orang tersebut batuk atau bersin otomatis virus yang dikeluarkan juga lebih banyak,” ujarnya, selasa (22/6/2021).
Lanjutnya, ini berefek pada lebih mudahnya transmisi yang terjadi dari varian sebelumnya. Untuk varian Alpa dan Beta menurut penelitian sekitar 50 persen lebih mudah ditransmisikan dibandingkan varian yang awal. Sedangkan Delta, 60 persen lebih mudah ditransmisikan daripada varian yang awal. Dan dari penelitian juga dikatakan bahwa varian-varian ini lebih beresiko. Pasien yang terinfeksi virus lebih beresiko untuk dirawat inap.
Andrew mengatakan, kemungkinan mutasi akan terus ada, baik mutasi berat maupun ringan. Meski begitu, ia tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protocol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menghindari makan bersama.
“Kenapa prokes harus tetap dilakukan, karena transmisi virus ini sama yakni melalui droplet, sehingga pencegahannya juga sama saja,” tegasnya.
Ia menambahkan, karena sekarang vaksin sudah tersedia maka, sebisa mungkin segera melakukan vaksinasi. Menurut Andrew, untuk vaksin jenis Astra Zeneca ada penurunan efikasi terhadap varian virus yang baru. Kalau pada varian yang lama sebesar 70 persen keatas, tapi untuk varian yang baru sekitar 50 persen untuk dosis pertama. Namun, apabila sudah menerima dosis kedua, efikasi bisa sampai sekitar 70-80 persen. Sementara untuk vaksin jenis Pfizer, ini lebih bagus, yakni dengan dosis pertama efikasi sebesar 88 persen dan apabila sudah full dosis bisa mencapai 90 persen. (Meg)