KANAL24, Jakarta – Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 22-26 Maret 2021, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) terkoreksi 2,53 persen ke level 6.195.
Sementara, rata-rata nilai transksi harian tercatat Rp10,69 triliun atau menyusut 6,66 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Berdasarkan data perdagangan BEI yang dikutip di Jakarta, Minggu (28/3/2021), nilai kapitalisasi pasar melorot 2,24 persen menjadi Rp7.309,9 triliun dari pekan sebelumnya Rp7.477,63 triliun.
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian mengalami penurunan 6,79 persen menjadi 15,65 miliar saham dari 16,79 miliar saham pada sepekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian anjlok 3,05 persen menjadi 1,1 juta kali dari 1,14 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Namun pada perdagangan Jumat (26/3), investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih senilai Rp294,94 miliar, sedangkan sepanjang 2021 nilai beli bersih investor asing mencapai Rp13,29 triliun.
Pada Kamis (25/3), BEI menerima pencatatan Reksa Dana Indeks Premier ETF FTSE Indonesia ESG (XIFE) yang diterbitkan PT Indo Premier Investment Management ( IPIM ). Adapun yang bertindak sebagai dealer partisipan pada penerbitan ETF ke-14 yang dilakukan IPIM itu adalah PT Indo Premier Sekuritas. Sehingga, saat ini total ETF yang tercatat di BEI sebanyak 48 produk.
Selama sepekan, BEI juga menerima pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Tahap IV-2021 yang diterbitkan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) senilai Rp3,25 triliun. Obligasi ini mendapat rating idA+ (Single A Plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Dengan demikian, jumlah obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sepanjang 2021 sebanyak 18 emisi dari 15 emiten, dengan nilai sebesar Rp19,09 triliun. Sehingga, saat ini total obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 479 emisi, dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp431,71 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitlan 130 emiten.
Adapun jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI sebanyak 142 seri, dengan nilai nominal Rp4.126,89 triliun dan USD400 juta. Sedangkan, Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sebelas emisi senilai Rp7,21 triliun.(sdk)