KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini, Senin (21/6/2021), diperkirakan kembali tertekan, setelah di akhir pekan lalu ditutup melemah sebesar 1,01 persen ke level 6.007.
Menurut analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya, pergerakan IHSG pada perdagangan di awal pekan ini masih berada dalam tekanan. Adapun rentang support-resistance yang dimiliki IHSG berada di level 5.924-6.123.
“Secara umum, IHSG masih berada dalam fase konsolidasi jangka panjang, karena minimnya sentimen yang dapat mem-booster kenaikan IHSG dan ditambah menjelang berakhirnya Semester I-2021,” ucap William di Jakarta, Senin (21/6/2021).
Selain itu, lanjut dia, capital inflow ke bursa saham domestik belum akan bertumbuh signifikan, serta melambatnya roda perekonomian di dalam negeri. “Hal ini menjadi tantangan untuk dapat mendorong kenaikan IHSG secara signifikan. Hari ini IHSG berpotensi berada dalam tekanan,” katanya.
Dengan demikian, jelas William, pergerakan IHSG yang akan kembali tertekan tersebut seharusnya bisa direspons oleh para investor dengan mengakumulasi pembelian saham ADHI, WIKA, UNVR, BINA, BBCA, GGRM, SMRA, ASRI dan ICBP.
Perkiraan senada disampaikan oleh analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus yang memperkirakan bahwa pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini akan melemah terbatas.
Pada perdagangan di akhir pekan lalu, penurunan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan negatif pada sektor industri dasar, transportasi, konsumer non-siklikal, energi, konsumer siklikal, properti, kesehatan, keuangan hingga infrastruktur. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp193 miliar.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada level 5.972-6.083,” kata Nico dalam riset Pilarmas Sekuritas.(sdk)