KANAL24, Jakarta – Inflasi nasional pada Mei 2021 diprediksi akan lebih tinggi dibanding April 2021. Inflasi Mei akan ditopang oleh meningkatnya permintaan terhadap barang impor dan barang sandang.
Head of Economic Research Pefindo, Fikri C Permana mengatakan bahwa, inflasi pada bulan ini akan lebih tinggi dibanding bulan April lalu. “Saya perkirakan inflasi bulan Mei akan tumbuh 1,5% – 1,6% secara year on year (YoY),” kata Fikri, Senin siang (3/5/2021).
Fikri optimis inflasi akan makin meningkat karena ditopang meningkatnya permintaan barang impor. Pembukaan aktvitas ekonomi pasca kebijakan PPKM Mikro membuat kegiatan impor semakin meningkat di Indonesia.
Faktor kedua adalah meningkatnya kebutuhan sandang. Bulan Mei adalah momen hari raya Idul Fitri. Kebutuhan pembelian baju baru oleh masyarakat akan meningkat. “Ini terlihat dari Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat yang kemarin sangat penuh dan ramai. Meski ada pelarangan mudik Lebaran, saya kira konsumsi masih akan tetap tumbuh,” ujar Fikri.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada April 2021 terjadi inflasi sebesar 0,13%, lebih tinggi dari inflasi di bulan sebelumnya yang sebesar 0,08%. Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dipantau, 72 kota mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto memaparkan, inflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu sebesar 1,31%, sedangkan terendah di Yogyakarta sebesar 0,01%. Untuk deflasi, tertinggi terjadi di Jayapura sebesar -1,26%, sedangkan deflasi terendah terjadi di Tanjungpandan sebesar -0,02%.
“Pada April 2021 terjadi inflasi sebesar 0,13%. 72 kota mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi,” kata Setianto dalam pemaparan hasil inflasi April 2021, Senin (3/5).
Dengan inflasi 0,13% pada April 2021 tersebut, maka tingkat inflasi tahun kalender 2021 sebesar 0,58% dan inflasi ke tahun (April 2021 terhadap April 2020) sebesar 1,42%.(sdk)