KANAL24, Jakarta – Selama sepekan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 4-8 November 2019, rata-rata nilai transaksi harian mengalami penurunan mencapai 11,44 persen menjadi Rp8,49 triliun dari Rp9,59 triliun pada minggu sebelumnya.
“Data rata-rata nilai transaksi harian mengalami perubahan sebesar 11,44 persen menjadi Rp8,49 triliun dari Rp9,59 triliun pada pekan sebelumnya,” kata PH Sekretaris Perusahaan BEI, Hani Ahadiyani, dalam keterangan pers yang dirilis di Jakarta, Minggu (10/11/2019).
Hani menyebutkan, pada perdagangan pekan ini nilai kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan sebesar 0,46 persen menjadi Rp7.105 triliun dari Rp7.138 triliun pada penutupan minggu lalu.
Namun, jelas dia, rata-rata frekuensi transaksi BEI meningkat 5,27 persen menjadi 554,84 ribu kali transaksi dari 527,05 ribu kali transaksi selama sepekan sebelumnya.
“Rata-rata volume transaksi harian BEI mencatatkan perubahan 38,23 persen menjadi 12,672 miliar unit saham,” ucapnya.
Sementara itu, pada perdagangan pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) menurun 0,47 persen ke posisi 6.177 dari 6.207 pada pekan sebelumnya. “Sepanjang 2019, investor asing mencatatkan beli bersih Rp45,355 triliun dan pada Jumat (8/11) mencatatkan jual bersih Rp988,99 miliar,” kata Hani.
Hani menambahkan, selama sepekan ini BEI melakukan pencatatan perdana dua perusahaan sebagai emiten ke-43 dan 44 di 2019, yakni PT Singaraja Putra Tbk (SINI) dan PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS).
Selain itu, BEI mencatatkan dua obligasi yang diterbitkan PT BCA Finance senilai Rp1,5 triliun dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) senilai Rp5 triliun.
Dengan demikian, ujar Hani, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI selama 2019 sebanyak 86 Emisi dari 45 Perusahaan Tercatat senilai Rp101,04 triliun. Maka, saat ini total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 418 emisi dengan nilai outstanding sebesar Rp442,01 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 118 Perusahaan Tercatat.
“Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 101 seri dengan nilai nominal Rp2.707,26 triliun dan USD400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sepuluh emisi senilai Rp8,71 triliun,” kata Hani. (sdk)