KANAL24, Malang – Banyak investor saham yang panik begitu bursa saham anjlok. Padahal tidak selamanya penurunan saham drastis menyebabkan kerugian. Ini tips hadapi saham yang turun drastis.
Adapun hal yang menjadi penyebab utamanya adalah corona yang berdampak pada kondisi ekonomi global dan membuat nilai saham turun drastis.
Inilah yang membuat nilai investasi semakin volatile, bahkan harga saham turun drastis. Harga saham turun drastis ini tidak lain akibat kinerja beberapa perusahaan yang menurun. Banyak perusahaan menghentikan operasional, produksi bahkan memangkas jumlah karyawan.
Selain kinerja perusahaan yang anjlok, gelombang pengangguran juga semakin bertambah membuat sentimen negatif yang mengakibatkan saham turun drastis. Banyak investor asing beralih pada aset-aset safe haven seperti emas dan surat utang dan perlahan mulai melepas kepemilikan saham di Bursa Efek Indonesia.
Mengutip situs MNC Sekuritas berikut cara bijak dalam menghadapi kondisi saham yang turun drastis!
1. Tunggu Kepanikan Selesai
Sangat lumrah jika pasar saham turun saat sentimen negatif beredar. Kondisi yang sering terjadi adalah panic selling. Meskipun saham-saham turun di bawah harga biasanya, hati-hati dalam “menyerok” saham!
Jangan membeli saat harga saham sedang jatuh seperti menangkap pisau yang jatuh. Menangkap pisau jatuh justru bisa membuat Anda terluka! Untuk itu, sebaiknya sabar menunggu hingga kepanikan selesai dan harga saham stabil.
Kepanikan di market akan selalu ada ujungnya kok! Saat pasar mulai berbalik arah dari merah ke hijau, Anda mulai bisa melirik saham-saham yang menarik untuk dikoleksi dengan harga diskon.
2. Tetap Simpan Saham Anda
Cara lain yang dapat Anda lakukan adalah dengan menyimpan saham yang sudah Anda miliki. Terlebih lagi jika Anda sudah memiliki saham big cap atau blue chips, yaitu saham berkapitalisasi pasar besar dengan fundamental yang baik.
Saham yang masuk kategori ini adalah saham dengan angka kapitalisasi pasar lebih dari Rp 40 triliun. Gampangnya, Anda bisa mengacu pada saham Indeks LQ45. Indeks saham ini berisi 45 emiten yang telah melalui proses seleksi likuiditas pasar setiap enam bulan sekali (setiap awal Februari dan Agustus).
Saham big cap masih bisa disimpan dulu karena biasanya saham jenis ini paling cepat rebound setelah penurunan IHSG. Perlu dicatat, cara ini hanya berlaku untuk Anda yang berinvestasi saham menggunakan dana idle karena tentunya butuh waktu untuk portofolio saham yang Anda miliki untuk kembali ke level harga pembelian awal atau harga wajarnya.
3. Selalu Pegang Dana Likuid
Seberapapun Anda merasa yakin dengan portofolio saham Anda, pastikan Anda punya dana likuid yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari Anda. Seperti sedia payung sebelum hujan, Anda juga harus bijak mengelola investasi.
Pastikan cash flow Anda tidak terganggu jika ada kondisi tidak diinginkan terjadi di market.
Kondisi pasar saham memang tidak selalu baik, tapi bukan berarti Anda harus mengurungkan niat untuk menjadi investor saham. Dengan perencanaan yang tepat dan matang, Anda bisa kok dapat cuan! Tunggu kepanikan selesai, simpan saham Anda yang berfundamental baik, serta selalu pegang dana likuid.(sdk)