KANAL24, Malang – Universitas Brawijaya resmi memiliki ikon tari baru yakni Tari Brawijaya. Hari ini (4/1/2020) bertepatan dengan diselenggarakannya jalan sehat dalam rangka Dies Natalis UB ke 57, tarian tersebut dilaunching. 63 penari merupakan mahasiswa yang mengikuti organisasi Unitantri UB (Unit Aktivitas Karawitan dan Tari).
Penasehat seni Brawijaya, Dr. Riyanto., M.Hum menjelaskan bahwa tarian ini menceritakan perjalanan Brawijaya muda di Kerajaan Majapahit. Majapahit menurut alur cerita nusantara adalah cikal bakal Bhineka Tunggal Ika. Terus berlangsungnya pertikaian ketika Brawijaya muda hingga menjadi raja ditampilkan secara apik oleh para penari yang juga mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di UB itu.
“Pada saat berlangsung gejolak yang dialami oleh Brawijaya, membuatnya berkata bahwa suatu saat datang di Nusantara ini Raja yang bisa mengayomi jika terjadi sesuatu, Raja yang dimaksud tak lain adalah anaknya yakni Raden Patah,” ungkap Riyanto.
Lanjutnya, tari tersebut juga menceritakan pergeseran keyakinan bangsa ini, mulai dari Hindu, Buddha yang kemudian masuk ke ranah Islam dan lain sebagainya. Tari Brawijaya bertujuan agar masyarakat paham cerita Prabu Brawijaya dari masa muda sampai menyerahkan tahta kepemimpinan kepada anaknya.
“Tari Brawijaya adalah identitas UB. Jadi, kita sebagai perguruan tinggi yang memelihara kebudayaan tentunya memerlukan tarian ini. Selama ini, ketika ada tamu yang datang ke UB biasanya yang ditampilkan tarian daerah lain. Kedepan, tarian inilah yang akan menyambut tamu dalam maupun luar negeri serta untuk acara seminar,” jelasnya.
Jika pada launching hari ini Tari Brawijaya ditampilkan secara utuh 3 segmen (20 menit), maka kedepan ketika tarian ini ditampilkan untuk tari selamat datang durasinya akan dipadatkan menjadi 5-7 menit. Tetapi, tetap membawa makna tarian tersebut.
Pembina Unitantri, Joko Heri Sancoyo menambahkan dalam membuat tarian Brawijaya ini, pihaknya berkolaborasi dengan banyak komunitas seni termasuk ISI Yogyakarta yang bertugas sebagai koreografer dan komposer musik.
“Dengan persiapan selama 4 bulan, tari ini menyuguhkan gerak ritmik untuk ekspresi keindahan. kita berharap keindahan Brawiajaya itu bisa tergambarkan melalui gerak tari seperti gagah dan lemah lembut,” imbuh Joko. (meg)