KANAL24, Malang – Saat ini, pariwisata adalah industri yang paling terpukul dari semua sektor ekonomi, baik dari segi permintaan maupun penawaran dikarenakan pandemi COVID-19, tidak terkecuali pariwisata Kota Malang yang bergantung pada sektor pariwisata dan terkena imbas pandemi COVID-19. Padahal, ditengah pandemi saat ini juga diperlukan sarana hiburan dan aktivitas rekreasi untuk mengurangi kejenuhan dan kepanikan masyarakat. Oleh karena itu, Laboratorium Pariwisata Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) menggelar virtual tour konten virtual tourism berbasis website virtual reality (Web-VR) Kampoeng Heritage Kajoetangan, selasa (18/8/2020) melalui aplikasi Zoom dan YouTube.
Kegiatan yang diketuai oleh Dr. Drs. Zainul Arifin, MS ini memfasilitasi para tele-tourist (sebutan untuk wisatawan virtual) pengalaman wisata yang diharapkan mendekati nyata dengan luas pandangan 360° meskipun tidak memakai kacamata/gear virtual reality dan didampingi pemandu wisata virtual yang profesional, yaitu Ketua Pokdarwis Kampoeng Heritage Kajoetangan, Rizal Fahmi.
Selain itu, peserta juga disuguhkan beberapa materi, salah satunya tentang virtual tourism oleh Aniesa Samira Bafadhal, S.AB.,M.AB dosen Prodi Pariwisata FIA UB.
“Virtual tour tidak untuk menggantikan (subsitusi) kunjungan aktual tapi sebagai pelengkap (komplementer) selama berkunjung ke destinasi nyata dan sebagai media promosi destinasi,” kata Aniesa.
Selama acara, panitia juga menyelenggarakan bazar dan promosi UMKM lokal produk khas Kajoetangan sehingga diharapkan dapat membantu ekonomi masyarakat lokal.
Diharapkan kegiatan virtual tour secara daring ini menjadi media promosi dan stimulus untuk kedepannya wisatawan secara langsung berkunjung ke destinasi tersebut. Lebih lanjut, konten virtual tourism yang telah dibuat kedepannya dapat dikelola Pokdarwis Kampoeng Heritage Kajoetangan agar dapat melengkapi pengalaman wisatawan selama kunjungan nyata di destinasi tersebut dan juga preservasi Kampoeng Heritage Kajoetangan sebagai situs warisan budaya Kota Malang yang rentan terhadap kerusakan. (Meg)