KANAL24, Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoto memenuhi undangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo untuk melaporkan kemajuan inovasi teknologi Tim Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Indonesia.
Dalam laporannya, Menteri Bambang mengatakan dalam waktu dekat pemerintah akan meluncurkan 10 ribu rapid test kit corona guna merespon kebutuhan mendesak penanganan Covid-19.
“Kemenristek dalam melaksanakan dan mengintegrasikan kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) berupaya merespon kebutuhan mendesak penanganan Covid-19. Ditargetkan pekan depan 10 ribu rapid test kit selesai di produksi,” terang Menteri Bambang dalam konferensi pers di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta (3/5/2020).
Menteri Bambang menjelaskan saat ini rapid test kit sedang dalam tahapan produksi massal yang dikerjakan oleh konsorsium riset BPPT dengan Univeristas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada. Lebih lanjut dijelaskan rapid test ini mendeteksi virus menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah.
Selain itu Menteri Bambang menyampaikan saat pengembangan obat dan vaksin untuk virus corona terus dilakukan oleh Biofarma, Litbangkes, dan Lembaga Eijkman dimana saat ini dalam tahapan uji klinis. Tim konsorsium juga melakukan penelitian terkait pemanfaatan plasma darah pasien yang sembuh Covid-19, untuk diberikan sebagai terapi kepada pasien Covid dengan kondisi berat. Menteri Bambang berharap dengan upaya ini dapat meningkatkan angka kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia.
Selanjutnya, Menteri Bambang menyampaikan ventilator yang dikembangkan oleh BPPT bersama Univeristas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, serta mitra swasta PT Dharma tengah dalam tahapan uji ketahanan oleh Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. Menteri Bambang menargetkan pertengahan bulan Mei ventilator dapat diproduksi oleh mitra industri.
“Setelah uji ketahanan akan diuji secara klinis sebelum bisa diproduksi massal oleh mitra industri. Sehingga diharapkan dapat selesai pertengahan Mei,” terang Menteri Bambang.(sdk)