Kanal24, Malang – Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) yang digelar di Kota Malang dengan pendekatan yang lebih reflektif dan edukatif. Melalui pameran seni bertema kekerasan berbasis gender, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (BEM FISIP UB) berupaya mengingatkan publik bahwa kekerasan terhadap perempuan masih menjadi masalah yang nyata dan belum tertangani secara serius.
Di tengah meningkatnya laporan kasus di Malang Raya, kegiatan ini menjadi ruang kampanye yang mendorong sivitas akademika serta masyarakat umum untuk memahami urgensi isu tersebut. Pameran digelar bersamaan dengan rangkaian diskusi publik, menghadirkan karya-karya visual yang dipilih melalui open submission dan kolaborasi berbagai komunitas seni.
Ketua Pelaksana 16 HAKTP Syrene Exhibition BEM FISIP UB, Joana Grace Fantinia Br Purba, menjelaskan bahwa kegiatan ini berangkat dari gerakan global yang berlangsung setiap 25 November hingga 10 Desember. āKampanye ini memperjuangkan hak-hak perempuan yang selama ini belum benar-benar didengar oleh masyarakat,ā ujarnya.

Menurut Joana, rangkaian acara ini dirancang bukan hanya untuk menyajikan karya seni, tetapi juga mengedukasi mahasiswa mengenai kondisi kekerasan berbasis gender di lingkungan sekitar. Ia menegaskan bahwa urgensi persoalan tersebut perlu disadari oleh seluruh sivitas akademika. āKami berharap mahasiswa Universitas Brawijaya dan kampus-kampus lain di Malang semakin sadar bahwa kekerasan berbasis gender masih merupakan masalah yang harus diatasi,ā katanya.
BEM FISIP UB juga menghadirkan talkshow dengan menghadirkan kreator konten politik Jovi Adhiguna dan Andovi Da Lopez sebagai narasumber. Menurut Joana, pemilihan dua figur publik itu dilandasi tujuan untuk mengaitkan isu kekerasan terhadap perempuan dengan peran perempuan di dunia politik dan dunia kerja. āKami ingin menekankan bahwa perempuan memiliki ruang dan kapasitas yang sama dalam politik Indonesia, namun sering kali mereka menghadapi hambatan dalam pembagian peran kerja,ā jelasnya.

Pameran 16 HAKTP Exhibition menampilkan karya-karya dari mahasiswa berbagai daerah, termasuk kolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Seni Rupa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UB,, serta partisipasi dari beberapa kampus di Yogyakarta dan Semarang. Sejauh ini, panitia mencatat lebih dari 300 pengunjung dari target 360 peserta yang berasal dari berbagai institusi pendidikan di Jawa Timur.
Joana berharap pameran dan talkshow ini tidak sekadar menjadi agenda seremonial, tetapi mampu membangun kesadaran baru mengenai pentingnya mengkaji isu perempuan secara lebih serius. āHarapannya, teman-teman mahasiswa dan pelajar memahami bahwa isu perempuan tidak bisa dihindari atau dibiarkan begitu saja. Ini adalah masalah bersama,ā tuturnya.
Ia juga mengajak pengunjung untuk menikmati seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung hingga 10 Desember. āSemoga teman-teman meluangkan waktu untuk datang ke acara kami dan benar-benar menikmati proses eksplorasi dalam 16 HAKTP Exhibition,ā katanya.









