KANAL24, Jakarta – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, ada 19 sektor industri prioritas yang akan mendapatkan manfaat dari paket stimulus fiskal dan non fiskal jilid II dari pemerintah. Kesembilan belas sektor industri tersebut merupakan usulan dan permintaan dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Agus menjelaskan adanya paket kebijakan atau stimulus tersebut, diharapkan dapat mendorong produktifitas sektor industri di tengah isu wabah virus korona. Ia mengakui wabah Covid-19 telah membuat sebagian sektor industri tersendat baik produksinya ataupun distribusinya.
Hambatan tersebut terutama karena ketersediaan bahan baku impor menjadi sangat terbatas, ataupun menjadi jauh lebih mahal.
“Ini semua untuk mengurangi gangguan produksi dan distribusi industri nasional. Kami harus bisa pastikan industri dapat kecukupan bahan baku, karena sekitar 30 persen bahan baku yang dibutuhkan industri memang berasal dari China,” kata Agus Gumiwang dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Adapun 19 sektor industri yang diutamakan untuk mendapatkan paket stimulus fiskal dan non fiskal adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri peralatan listrik, industri kendaraan bermotor trailer dan semi trailer , industri farmasi, obat kimia dan obat tradisional, industri logam dasar, industri alat angkutan lainnya, serta industri kertas dan barang dari kertas.
Selain itu, industri makanan, industri komputer, barang elektronik dan optik, industri mesin dan perlengkapan, industri tekstil, industri karet, barang dari karet dan plastik, industri funitur, serta industri percetakan, dan reproduksi media rekaman. Termasuk juga, sektor industri barang galian bukan logam, industri barang logam bukan mesin dan peralatannya, industri bahan jadi, industri minuman, dan industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki.
Agus menambahkan wabah Covid-19 yang menyebar ke berbagai negara membuat daya saing industri terancam. In terjadi karena rata-rata industri di dunia masih membutuhkan pasokan bahan baku terutama dari China. Ketika China menghadapi persoalan, maka akan berimbas pada industri di berbagai negara yang menggantungkan bahan bakunya dari China.
“Ada sekitar 1.022 kode HS yang merupakan bahan baku industri. Kami telah melakukan tahap klasifikasi pertama, yang bisa prioritas hanya 313 HS code. Itu sudah kami ajukan ke Presiden, yang tentu saja ini akan kami evaluasi terus dan mungkin ada adjusment ,” ungkap Agus.(sdk)