KANAL24, Jakarta – Asosiasi Fintech (Aftech) Indonesia menegaskan saat ini sekitar 250 anggotanya sudah “linked” dengan perbankan. Artinya antara fintech dengan perbankan bersama-sama mendukung inklusi keuangan masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa antara perbankan dan fintech bisa bersinergi.
Chairman Aftech, Niki Santo Luhur, mengatakan bahwa saat ini tidak ada satu fintechpun yang bisa hidup tanpa menjalin kerja sama dengan perbankan. Untuk itu sinergi antara keduanya harus terus dibangun agar kehadiran fintech dapat bisa mempermudah masyarakat dalam bertransaksi.
“Semuanya connect ke bank artinya tidak ada satu fintech yang bisa hidup tanpa bank, selalu dari sisi fintech ada kerjasama dengan lembaga keuangan khususnya dari sisi banking dari sisi rekening nya karena sebenarya value add dari fintech lebih kepada channeling,” kata Niki di Jakarta Convetion Center (JCC), Senin (23/9/2019).
Niki berharap keberadaan fintech yang saat ini mulai menjamur dapat membantu mendorong inklusi keuangan lebih dari 75 persen. Dengan begitu akan semakin banyak masyarakat yang bisa mendapatkan akses keuangan untuk menopang aktifitas usahanya.
“Mudah-mudahan bisa lebih, saat ini kita lihat peluncuran uang elektronik pertumbuhannya pesat, nanti kita sharing data-datanya. Itu salah satu tujuan di asosiasi fintech,” sambung Niki.
Untuk menjamin inklusi keuangan bisa meningkat drastis, Aftech selalu berharap dukungan dari pemerintah termasuk Bank Indonesia (BI) ataupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan industri pembiayaan khususnya perbankan. Salah satu yang didorong Aftech terhadap pemerintah adalah pembangunan infrastruktur internet yang semakin baik dan merata.
“Selain internet sebenernya kita harus kerjasama antara industri ada banyak hal yang terkait pencegahan fraud, jadi kita perlu seperti data base untuk bisa menghindari banyak beban dan biaya uang seharusnya tidak ada, nah ini yang kita harus lawan bersama,” pungkasnya. (sdk)