KANAL24, Jakarta – Selama 28 tahun perjalanannya, BEI telah mencatatkan sejumlah pencapaian yang membanggakan untuk perkembangan Pasar Modal Indonesia. Milestone Bursa setelah diprivatisasi pada 13 Juli 1992 adalah diberlakukannya Otomasi Perdagangan dengan Jakarta Automated Trading System (JATS).
Kemudian, penerapan Remote Trading di pasar modal berhasil diimplementasikan pada 28 Maret 2002. Menandai pencapaian berikutnya, pada 30 November 2007, Bursa Efek Surabaya bergabung dengan Bursa Efek Jakarta menjadi BEI.
Perkembangan JATS pada 2009 menciptakan milestone berikutnya, yaitu Implementasi JATS Next Generation (Next-G). Selain peluncuran eXtensible Business Reporting Language (XBRL) pada 22 Juni 2015, BEI juga mulai mensosialisasikan Kampanye Yuk Nabung Saham.
Setelah dilakukan Margin Trading Regulation Easing pada 2017 dan Implementasi Penyelesaian Transaksi T+3 ke T+2 pada 2018, selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2017-2019, BEI menerima penghargaan HR Asia Best Companies to Work, dan pada 2019 BEI bergabung dengan Sustainable Stock Exchange.
Selain itu, seperti dikutip dari laman resmi BEI, pada tahun yang sama Bursa Efek Indonesia juga telah menambah papan baru perdagangan, yaitu Papan Akselerasi, meluncurkan Indeks IDX Value 30 dan IDX Growth 30, serta merelaksasi ETF.
Sementara itu, dari sisi Indeks Harga Saham Gabungan pada tahun ini mengalami perubahan sebesar 20,13 persen pada level 5.031 sampai dengan 10 Juli 2020 yang lalu. Meskipun demikian, aktivitas perdagangan di Bursa terlihat cukup baik tercermin dari rata-rata nilai transaksi di bulan Juni mencapai Rp9 triliun.
Sedangkan memasuki fase new normal, sampai dengan 10 Juli 2020, rata-rata nilai transaksi harian sampai saat ini sebesar Rp7,65 triliun, dan rata-rata volume transaksi per hari sebesar 7,66 juta saham. Kemudian, peningkatan dialami oleh frekuensi transaksi harian sebesar 11,23 persen, menempati posisi pertama di ASEAN hingga 521 ribu kali transaksi.
Dengan target 46 pencatatan efek baru pada 2020, BEI telah berhasil menorehkan 41 pencatatan efek baru yang terdiri dari 32 pencatatan efek saham, 1 obligasi baru, 7 ETF baru, dan 1 EBA. Data sampai dengan Juni 2020, jumlah investor telah mengalami peningkatan 18 persen menjadi 2,9 juta investor untuk total investor saham, obligasi, dan reksa dana berdasarkan Single Investor Identification (SID).
Khusus untuk investor saham, peningkatan telah terjadi sebesar 12 persen menjadi 1,2 juta investor saham. Semua pencapaian ini tentunya merupakan kerja keras seluruh stakeholders yang tetap memberikan kontribusi dalam memajukan Pasar Modal Indonesia.
Selain membukukan berbagai pencapaian, BEI tidak berhenti mengembangkan program-program baru yang berkontribusi terhadap kemajuan Pasar Modal Indonesia. Selain implementasi serangkaian program strategis yang ditargetkan untuk rampung pada tahun ini, BEI masih melakukan pengembangan sistem e-IPO, e-Registration tahap II, peluncuran produk derivatif baru dan structured warrant, Implementasi Penyelenggara Pasar Alternatif (PPA) melalui peluncuran ETP Tahap II dan inovasi-inovasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor dan pendalaman di Pasar Modal Indonesia. (sdk)