Kanal24 – Film animasi Merah Putih: One For All garapan Perfiki Kreasindo menjadi sorotan publik menjelang perilisan resminya di bioskop pada 14 Agustus 2025. Bukan karena antusiasme semata, melainkan karena kritik pedas dari warganet yang mempertanyakan kualitas visual hingga proses produksinya. Dengan anggaran produksi yang diklaim mencapai Rp6,7 miliar, film ini justru dianggap jauh dari ekspektasi masyarakat.
Anggaran Fantastis, Visual Dinilai Mengecewakan
Perfiki Kreasindo mengungkapkan bahwa proyek ini menelan biaya sebesar Rp6,7 miliar. Namun, cuplikan trailer yang beredar di media sosial memunculkan reaksi negatif. Banyak penonton menilai animasinya terlihat kaku, minim detail, dan setara dengan proyek tugas sekolah atau gim lawas.
Baca juga:
String of Dreams: Mini Art Malang Jadi Wadah Mimpi Seniman Muda
Produksi Super Kilat Demi Momentum Kemerdekaan
Produser Toto Soegriwo mengaku film ini dikerjakan dalam waktu kurang dari sebulan demi mengejar momen perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Keputusan tersebut menuai keraguan publik, karena produksi animasi umumnya memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk mencapai kualitas optimal.
Dugaan Gunakan Aset dari Marketplace Luar Negeri
Penelusuran konten kreator YouTube Yono Jambul menemukan bahwa beberapa aset visual dalam film ini berasal dari marketplace seperti Daz3D. Salah satu yang disorot adalah latar “Street of Mumbai” yang dinilai kurang mencerminkan suasana khas Indonesia, memunculkan pertanyaan soal orisinalitas karya.
Dibandingkan dengan Demon Slayer dan Jumbo
Kritik semakin tajam ketika warganet membandingkan Merah Putih: One For All dengan Demon Slayer dan animasi lokal Jumbo. Demon Slayer disebut hanya memerlukan sekitar Rp1,8 miliar per episode namun berhasil menyajikan kualitas animasi kelas dunia. Sementara Jumbo dianggap mampu mengangkat standar animasi Indonesia dengan eksekusi yang matang.
Situs Resmi Tidak Bisa Diakses
Upaya publik untuk mengakses situs resmi Perfiki Kreasindo justru berakhir dengan pesan “403 Forbidden”. Minimnya informasi resmi dan sulitnya melacak rekam jejak digital studio ini semakin menimbulkan spekulasi soal transparansi proses produksinya.
Baca juga:
Penyanyi Nabil Taqiyyah Luncurkan Lagu “Kekal yang Sementara”
Sinopsis Singkat dan Tantangan di Layar Lebar
Film ini menceritakan delapan anak dari berbagai daerah yang membentuk Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka jelang upacara 17 Agustus. Konflik muncul ketika bendera hilang tiga hari sebelum perayaan, memaksa mereka bersatu demi mengibarkannya tepat waktu.
Namun, perjalanan film ini di bioskop dipastikan berat. Hanya sehari setelah rilis, Merah Putih: One For All harus bersaing langsung dengan Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle Part 1, salah satu animasi Jepang paling ditunggu tahun ini. (nid)