Kanal24, Malang – Peran dokter hewan di era modern ini berada di garis depan menghadapi ancaman global seperti penyakit zoonosis dan krisis ketahanan pangan. Kedua isu ini menjadi tantangan nyata yang menuntut kontribusi strategis dari tenaga medis veteriner.
Dalam konteks tersebut, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) menggelar Sumpah Dokter Hewan untuk melantik 92 dokter hewan baru pada Rabu (3/9/2025) di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Malang. Pelantikan ini menjadi momentum pengingat tanggung jawab besar yang kini berada di pundak para lulusan.
Mengusung Semangat Pentahelic
Ketua pelaksana, drh. Novan Rickyawan, M.Sc., menekankan filosofi yang diusung dalam pelantikan kali ini.
“Sama seperti periode sebelumnya, sumpah dokter kali ini membawa semangat pentahelix. Harapannya, para dokter hewan yang dilantik terus belajar dan berkarya untuk memajukan bangsa dan negara,” ujarnya.
Novan menegaskan, kompetensi lulusan tidak boleh berhenti setelah wisuda. Dunia veteriner terus berkembang, menuntut dokter hewan untuk adaptif terhadap teknologi, ilmu terbaru, dan praktik profesional yang sesuai kode etik.
Tantangan Zoonosis dan Ketahanan Pangan
Dekan FKH UB, drh. Dyah Ayu Oktavianie, M.Biotech., menegaskan bahwa profesi dokter hewan memiliki peran vital dalam menjawab persoalan bangsa.
“Lulusan tahun ini menghadapi tantangan luar biasa di bidang kedokteran hewan. Kita masih punya pekerjaan rumah besar terkait penyakit hewan, khususnya yang berpotensi menular ke manusia atau zoonosis,” jelasnya.

Dyah menambahkan, kontribusi dokter hewan juga sangat relevan dengan program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis dan agenda nasional ketahanan pangan.
“Dokter hewan harus memastikan bahan pangan asal hewan tersedia cukup dan memenuhi prinsip ASUH—Aman, Sehat, Utuh, dan Halal. Ini bagian dari mendukung food sustainability,” tegasnya.
Menurutnya, selain memastikan kesehatan hewan, dokter hewan juga berperan menjaga kualitas produk pangan, mengawasi proses produksi, hingga memberikan edukasi kepada masyarakat. Semua ini untuk menjawab tuntutan global terkait keamanan pangan dan kesehatan publik.
Kode Etik Sebagai Landasan
Selain tantangan teknis, dokter hewan juga harus memegang teguh kode etik profesi. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), drh. Andi Wijanarko, mengingatkan hal ini dalam sambutannya.
“Kode etik adalah pegangan utama bagi setiap dokter hewan. Semua lulusan harus patuh pada aturan PDHI karena profesi ini menyangkut keselamatan hewan dan manusia. Dokter hewan adalah garda terdepan ketahanan pangan,” tegasnya.
Ia juga berpesan agar para lulusan menjaga kekompakan dan menjunjung tinggi integritas profesi.
“Di manapun Anda bertugas, tetap junjung korsa dokter hewan dan jaga almamater,” tambahnya.
Cerita di Balik Sumpah
Momentum pengambilan sumpah menjadi titik balik yang emosional bagi para lulusan. drh. Irene Belinda mengungkapkan rasa bahagia dan kebanggaan atas pencapaian ini.
“Pastinya lega dan senang. Setelah semua proses yang panjang, sekarang waktunya menjaga kode etik dan terus berkembang,” ujarnya.
Senada, drh. Arwina Jullini menyebut proses pendidikan di FKH UB bukanlah perjalanan yang mudah.
“Banyak air mata, waktu, dan energi yang kami keluarkan untuk menyelesaikan semua tugas, ujian, dan rotasi. Sampai di titik ini rasanya sangat membanggakan,” tuturnya.
Kebahagiaan juga dirasakan orang tua lulusan. Wirma, ibu dari Arwina, tidak bisa menyembunyikan rasa harunya.
“Saya menyaksikan bagaimana anak saya berjuang sampai titik darah penghabisan. Saya harap semua lulusan hari ini mengingat sumpahnya dan menerapkannya untuk kebaikan masyarakat dan hewan,” pesannya.
Komitmen Sepanjang Hayat
Menutup acara, Dekan FKH UB kembali mengingatkan bahwa profesi dokter hewan menuntut pembelajaran tanpa henti.
“Walaupun kalian sudah disumpah, sejatinya proses belajar itu berlangsung sepanjang hayat. Jangan pernah berhenti meningkatkan kompetensi agar bisa memberikan kontribusi nyata,” tandas Dyah.
Pelantikan ini menjadi bukti komitmen FKH UB mencetak tenaga profesional yang siap menjawab tantangan nasional dan global. Dengan 92 dokter hewan baru yang kini bersiap mengabdikan diri, diharapkan ketahanan pangan, kesehatan hewan, dan kesejahteraan masyarakat dapat semakin terjaga.(Din/Tia)