KANAL24, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 sebesar -0,71 persen secara year on year (yoy). Sedangkan jika dilihat per triwulan maka pada periode tersebut pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh -0,96 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menjelaskan meski masih terkontraksi, namun realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 ini cenderung membaik jika dibandingkan periode triwulan sebelumnya.
Diketahui sejak triwulan II hingga triwulan IV 2020, terjadi kontraksi yang cukup dalam. Pada triwulan II 2020 pertumbuhan ekonomi tumbuh -5,32 persen. Kemudian pada triwulan III 2020 tumbuh -3,49 persen dan pada triwulan IB 2020 tumbuh -2,19 persen.
“Apa yang kita capai ini menunjukkan perbaikan cukup signifikan. Ini juga menunjukkan bahwa tanda pemulihan ekonomi semakin nyata, kita harap pemulihan ekonomi di tahun 2021 betul-betul bisa terwujud,” ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/5/2021).
Jika dilihat angka PDB berdasarkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku ( ADHB ) pada triwulan I 2021 sebesar Rp3.969,1 triliun. Sedangkan apabila dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) pada periode itu mencapai Rp2.683,1 triliuner. Tren perbaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 ini juga terjadi seiring dengan perbaikan ekonomi di beberapa negara mitra dagang Indonesia.
Sebagai contoh Amerika Serikat (AS) pada triwulan I 2021 pertumbuhan ekonominya membaik tumbuh positif 0,4 peraen. Kemudian Singapura 0,2 persen, Hongkong sebesar 7,8 persen. Kemudian mitra dagang Indonesia yang tumbuh impresif pada periode triwulan I 2021 adalah Tiongkok sebesar 18,3 persen, sementara Vietnam tumbuh 4,5 persen.
“Hampir semua mitra dagang kita juga tumbuh positif pada triwulan I 2021. Hanya Uni Eropa saja yang masih terkontraksi sebesar -1,7 persen. Kita tahu bahwa pangsa ekspor kita ke Uni Eropa sebesar 10,27 persen” ulas Suhariyanto.
Menurut lapangan usaha, sumber utama kontraksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 adalah sektor transportasi dan pergudangan yaitu sebesar -0,54 persen yoy. Kemudian sektor industri pengolahan memberikan andil -0,29 persen yoy lalu sektor akomodasi dan makanan minuman terkontraksi -0,22 persen. Sementara sektor perdagangan memberikan andil sebesar -0,16 persen.
Apabila dilihat menurut kelompok pengeluaran, kata Suhariyanto, yang menjadi penentu utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 masih terkontraksi adalah konsumsi rumah tangga. Tercatat konsumsi rumah tangga pada periode itu terkontraksi -1,22 persen yoy. Selanjutnya adalah kelompok pengeluaran PMTB (Pembentuk modal tetap bruto / investasi) yang terkontraksi sebesar -0,07 persen.
Sementara untuk dua komponen pengeluaran lain yaitu konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah memberikan kontribuso positif meski kecil. Tercatat untuk konsumsi LNPRT pertumbuhan secara yoy pada triwulan I 2021 adalah sebesar 0,05 persen. Sedangkan konsumsi pemerintah memberikan andil 0,43 persen yoy.(sdk)