KANAL24, Malang – Prof. Dr. Ani Mulyasuryani, M.S dikukuhkan sebagai profesor bidang Ilmu Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya. Pada konferensi pers pengukuhannya secara daring, hari Selasa (29/6/2021). Profesor aktif ke-24 dari FMIPA itu mengatakan, penggunaan pestisida secara berlebihan, tidak tepat, bahkan ilegal masih terjadi. Beberapa peneliti bahkan menemukan kadar residu pestisida pada teh komersial, sayur dan buah. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk melakukan kontrol secara berkelanjutan. Untuk itu diperlukan suatu alat atau metoda untuk mendeteksi kadar pestisida dalam pangan.
“Saat ini sudah ada metode yang direkomendasikan SNI untuk penentuan kadar residu pestisida, namun memerlukan preparasi sampel yang cukup panjang sehingga akan terjadi penumpukan sampel. Selain itu diperlukan seorang operator yang mempunyai kompetensi khusus. Dengan metode elektrokimia, dapat dipertimbangkan sebagai solusi untuk deteksi residu pestisida, karena sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi instrumen yang portable untuk mengontrol keamanan pangan,” jelas Profesor ke-281 UB itu.
.jpeg)
Lebih lanjut, sensor elektrokimia dapat diaplikasikan untuk mendeteksi kadar residu pestisida klorpirifos dalam sampel buah-buahan dan sayuran. Sensor elektrokimia untuk deteksi klorpirifos terdiri dari tiga jenis. Pertama sensor klorpirifos berbasis enzim, menggunakan screen printed electrode tunggal, dengan sinyal luaran konduktivitas listrik yang berbading lurus dengan konsentrasi.
Kedua adalah sensor klorpirifos berbasis MMIP menggunakan screen printed electrode dua elektroda yaitu indikator dan refenrensi. Sinyal yang terukur adalah potensial listrik, hubungan kuantitif dengan konsentrasi merupakan persamaan logaritma.
Ketiga adalah sensor klorpirifos berbasis komposit nanopartikel, menggunakan screen printed electrode tiga elektroda yaitu elektroda kerja, referensi dan elektroda counter. Sinyal luaran adalah arus listrik yang berbanding lurus dengan konsentrasi. Batas deteksi sensor klorpirifos lebih kecil dari 1 ppm, diaplikasikan pada sampel buah-buahan dan sayuran pada kondisi pH kerja yang berbeda.
“Untuk mencapai miniaturisasi sistem analisis kimia, pengembangan sensor elektrokimia perlu diintegrasikan dengan metoda preprasi seperti liquid phase microextraction (LPME) dan magnetic solid phase microextraction (MSPE). Untuk mengembangkan sensor elektrokimia sebagai instrumen analisis, diperlukan kerjasama dengan berbagai bidang, diantaranya biokimia, nanomaterial, sintesis organik maupun anorganik, serta teknik elektronika sensor, transduser, dan aktuator,” tandasnya. (Meg)