KANAL24, Malang – Ada yang istimewa pada pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya (PKKMB UB) Tahun 2021/2022, Sabtu (21/8/2021). Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan materi kepada maba fakultas jingga tersebut secara daring di kuliah perdana dengan tema “Pembangunan Karakter Berprestasi Bagi Mahasiswa, Dalam Upaya Pengabdian Untuk Negeri”.
Ganjar mengatakan mahasiswa hari ini dihadapkan oleh tantangan yang luar biasa, yakni bonus demografi. Tantangan dunia kedepan selain berebut sumber daya minyak juga berebut sumber daya pangan, air bersih. Indonesia sebagai negara tropis yang dianugerahi dengan kekayaan alam yang luar biasa, mestinya bisa berdaulat dalam bidang pangan.
Tantangan lainnya, yakni berdikari dalam bidang ekonomi. Pada masa pandemi Covid-19 ini, Presiden menurunkan harga PCR yang harganya kemarin tinggi karena suppliernya yang juga sedikit dan Indonesia juga belum bisa memproduksi PCR. Bukan hanya PCR, vaksin pun hingga saat ini Indonesia belum mampu memproduksi sendiri sehingga harus impor. Perubahan-perubahan inilah yang harus dibaca oleh mahasiswa dan turut memberikan solusi permasalahannya.
“Mahasiswa juga harus berkepribadian dalam kebudayaan, mahasiswa harus pintar mengambil posisi, aktif dalam organisasi mahasiswa, dan jangan lupa untuk terjun ke masyarakat,” ujar Ganjar.

Sementara itu, Anies Baswedan menjelaskan, mahasiswa harus mampu meraih indeks prestasi yang tinggi, sekaligus perlu aktif di organisasi di lingkungan kampus untuk bisa dimanfaatkan setelah lulus dari perguruan tinggi.
Anies lebih jauh menyampaikan, IP tinggi bagi lulusan perguruan tinggi mendapat kesempatan wawancara untuk memasuki dunia kerja. Sedang kemampuan berfikir kreatif dan membangun kesuksesan dalam dunia kerja diperoleh dari aktifitas di organisasi saat di kampus.
“Tetapi meskipun aktif di kampus dan terlatih kreatif, tanpa IPK yang tinggi, tentu tidak dapat panggilan wawancara dari dunia kerja,” ujar mantan menteri itu.
Karena itu, Anies mengingatkan agar mahasiswa membuat perencanaan sejak awal guna meraih target itu. Salah satu syaratnya, mahasiswa harus berteman dengan “masa depan”. Artinya, mahasiswa harus akrab dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang menjadi bidangnya.
“Dengan memanfaatkan teknologi, seperti HP, mahasiswa harus punya ilmu lebih baru dari dosennya,” tambahnya.
Terkait dengan ukuran tingginya IPK, Anies menjelaskan, bagi mahasiswa S-1, IPK harus lebih tinggi dari IPK yang dipersyaratkan untuk dapat memperoleh beasiswa ke jenjang S-2. (Meg)