KANAL24, Malang – Tingkat stress masyarakat yang meninggi akibat pandemi, membuat pembudidaya dan penjual ikan Koi mendapat berkah. Penjualan ataupun permintaan mulai bangkit dalam beberapa minggu sejak terjadinya pembatasan kegiatan sosial masyarakat. Dengan peningkatan permintaan atau mulai bangkitnya penjualan, maka para pembudidaya dan penjual lama mulai meningkatkan aktivitas kegiatannya. Selain pembudidaya lama, bermunculanlah pembudidaya baru.
Para pembudidaya baru banyak yang belum mengenal dunia terkait kegiatan budidaya ikan Koi, sehingga banyak muncul masalah yang mereka hadapi. Meskipun sebetulnya masalah itu juga rata rata adalah masalah klasik yang sudah sering dialami oleh para pembudidaya maupun penjual Koi lama, seperti pengelolaan manajemen air, kesehatan ikan, masa karantina dan lain-lain.
Melihat permasalahan diatas, Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya yang terdiri dari Dr. Yuni kilawati S.Pi.,M.Si ; Dr. Yunita Maimunah S.Pi., M.Sc ; Adharul Muttaqin, S.T.,M.T ; Dany Primanita Kartikasari,S.T.,M.Kom ; dan Adhitya Bhawiyuga, S.Kom., M.Sc melakukan pengabdian Upaya Peningkatan Kualitas Produksi Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Koi di Blitar, Kamis 19 Agustus 2021.
Tim DM UB bekerja sama dengan mitra yakni Garum Koi Community yang adalah sebuah perkumpulan pembudidaya dan penjual ikan Koi yang berada di Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi dan pendampingan tentang upaya pencegahan kematian yang terjadi pada ikan Koi melalui pemberian imunostimulan berbahan alami dan kontrol kualitas air menggunakan alat yang berbasis internet kepada pembudidaya ikan Koi di Blitar,” papar Ketua Tim, Yuni Kilawati.
Yuni menjelaskan beberapa permasalahan yang dialami pembudidaya, seperti seringnya terjadi kematian ikan Koi yang dibudidayakan dan mitra belum memahami faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Kurangnya pemahaman mitra mengenai bahan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh ikan Koi sehingga bisa menurunkan tingkat kematiannya.
Upaya peningkatan kualitas produksi dengan edukasi dan aplikasi penggunaan imunostimulan alami sangatlah diperlukan bagi pembudidaya ikan Koi di Blitar selaku mitra, karena selama ini pengetahuan tentang ketahanan tubuh ikan kurang dikuasai oleh mitra. Imunostimulan yang berbahan dasar marine algae ini diharapkan akan ramah lingkungan, tidak menimbulkan residu baik pada lingkungan dan juga tubuh ikan. Imunostimulan juga telah dibuat prototipenya dengan nama Bioaxiga.
“Produk imunostimulan dan alat detektor ini dihibahkan kepada mitra agar permasalahan tentang seringnya terjadi kematian ikan Koi dapat dicegah. Harapannya akan dapat membantu masyarakat pembudidaya ikan Koi untuk menerapkan sistem cerdas untuk melakukan akuisisi data pada sebuah kolam budidaya ikan dengan memanfaatkan jaringan sensor nirkabel,” tandasnya. (Meg)