KANAL24, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2021 terjadi inflasi sebesar 0,03 persen month to month (mtom). Sementara itu tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ ytd) sebesar 0,84 persen. Sedangkan besaran inflasi secara tahunan (year on year / yoy) adalah sebesar 1,59 persen atau masih jauh di bawah target maksimal 3 persen.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan inflasi yang terjadi di bulan Agustus disebabkan oleh kenaikan biaya pendidikan. Tercatat besaran inflasi pada kelompok pengeluaran pendidikan pada periode itu adalah sebesar 1,20 persen dengan andil terhadap total inflasi sebesar 0,07 persen.
“Inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan beberapa harga komoditas dan seperti diketahui bulan Agustus adalah tahun ajaran baru dimana terjadi kenaikan biaya pendidikan dari SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi,” kata Setianto dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/9/2021).
Dari 90 kota IHK (Indeks Harga Konsumen) yang disurvei BPS, terdapat 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Kendari dengan besaran mencapai 0,62 persen. Kemudian inflasi terendah terjadi di Tanjung sebesar 0,01 persen. Sementara untuk kota dengan tingkat deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar -1,04 persen dan terendah di Mauleboh, Sukabumi dan di Timika masing-masing sebesar -0,03 persen.
“Inflasi di Kendari karena terjadi kenaikan harga ikan seperti Ikan layang, kembung, ikan selar, ikan teri dan lainnya,” ucap dia.
Untuk inflasi inti pada Agustus 2021 adalah sebesar 0,21 persen mtom dengan andil sebesar 0,14 persen. Kemudian inflasi yang harganya ditetapkan pemerintah adalah sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok barang volotile terjadi deflasi sebesar 0,64 persen.
“Untuk inflasi inti biasanya digunakan sebagai indikator daya beli masyarakat, pada Agustus inflasi inti kita adalah 0,21 persen kemudian kalo dilihat secara yoy sebesar 1,31 persen,” pungkas dia.(sdk)