KANAL24, Malang – Nelayan biasanya menyimpan ikan ke dalam keranjang yang permukaannya kasar sebelum didistribusikan. Kebiasaan tersebut membuat kualitas ikan menjadi turun karena menimbulkan gesekan dan luka pada ikan. Saat ikan dikirim ke perusahaan, pedagang, atau pengolah ikan, keranjang diberi es batu untuk membuat ikan tetap segar. Tetapi es batu ini mudah meleleh hingga tidak optimal untuk menjaga kualitas ikan.
Permasalahan tersebut menjadikan tim mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) berinisiatif untuk menciptakan alat yang bisa menjaga kualitas ikan pasca penangkapan.
Mereka adalah Gigaranu Guntara, Muhammad Dafa’Anh Murya Tsani, Aulia Syifa Nurhaliza, Dian Tri Larasati dan Ari Rezky Pratama yang menciptakan FORATOR (Folded Refrigerator) dibimbing oleh Eko Sulkhani Yulianto, S.Pi, M.Si.
FORATOR merupakan teknologi pendingin yang menggunakan thermoelectric cooler sebagai sumber dingin. Dengan thermoelectric cooler ini diharapkan dapat membantu mendinginkan ikan, kondisi ikan yang dingin, membuat ikan tidak mudah membusuk dan kualitas tetap terjaga.
Dian yang mewakili tim mengatakan FORATOR adalah keranjang yang dapat dilipat dan bisa mendinginkan ikan. FORATOR merupakan bentuk inovasi yang praktis dan minimalis serta dapat menjaga kualitas ikan dengan optimal saat didistribusikan.
FORATOR memiliki permukaan yang licin jadi minim gesekan. Selain itu, lendir dan darah yang mengandung bakteri penyebab pembusukan dapat dengan mudah dibersihkan. FORATOR tidak memerlukan es batu, sehingga nelayan dapat menghemat pembelian es batu.
“FORATOR ini berbahan dasar dari fiber, di lapisan dalamnya terbuat dari poliuretana yang bisa jaga suhu tetap dingin di dalam keranjang. Aki di dalam FORATOR akan hidupkan thermoelectric cooler lalu mengeluarkan suhu dingin yang akan menyebar ke seluruh bagian keranjang,” kata Dian, Jum’at (3/9/2021).
TIM dari FPIK UB ini melakukan dua pengujian pada FORATOR yaitu uji fungsional dan uji luaran. Uji fungsional dengan mencatat suhu yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu untuk menetahui FORATOR bekerja dengan baik. Sedangkan uji luaran berupa uji kualitas ikan yang dilakukan dengan perbandingan suhu yang dihasilkan dengan analisa dari berbagai sumber mengenai suhu optimas yang dibutuhkan untuk menjaga kualitas ikan.
Dengan menggunakan FORATOR, nelayan dapat menjual ikan dengan kualitas yang bagus, minim modal, dan hemat energi.Harapan menjadi solusi. FORATOR diharapkan dapat menjadi solusi bagi nelayan untuk menjual ikan dengan kualitas yang bagus. (Meg)