KANAL24, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan fokus pada tiga jenis pengembangan usaha, yaitu peningkatan kapasitas angkutan batu bara, bisnis pembangkit listrik, dan hilirisasi batu bara.
“Pada semester I-2021, kami berhasil meningkatkan kapasitas angkutan dari Tanjung Enim menuju Tarahan,” kata Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin dalam Public Expose Live 2021 , Senin (6/9/2021).
Perseroan juga akan membangun pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) bekerjasama dengan Angkasa Pura II di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), tepatnya di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).
Tidak hanya itu, perseroan tengah membangun PLTU mulut tambang terbesar di Indonesia dengan kapasitas 1.240 megawatt (MW). Progres konstruksi per Agustus 2021 sudah mencapai 89,4%, meskipun pembangunannya dikerjakan di tengah pandemi. ” PLTU mulut tambang terbesar di Indonesia itu proyek Sumsel-8. Unit 1 akan selesai akhir tahun ini dan unit 2 selesai Maret 2022,” ungkap Fuad.
Bukit Asam juga sedang berdiskusi intensif dengan PT PLN (Persero) untuk memanfaatkan lahan pasca tambang perseroan yang pertama di Tanjung Enim, kedua di Ombilin Sumatera Barat, dan ketiga di Kalimantan Timur. “Jadi, kami akan membangun dengan kapasitas cukup besar. Mungkin kita bisa mulai 200 MW untuk ukuran EBT, khususnya pembangkit listrik tenaga surya,” tuturnya.
Terakhir, Bukit Asam dalam proses membangun Coal Dimethyl Ether (DME)untuk menggantikan LPG bekerjasama dengan Pertamina dan Air Products& Chemicals Inc ( APCI).
“Kami akan mengonversi 6 juta ton batu bara yang diubah menjadi syngas . Kemudian, diubah menjadi metanol, lalu diubah menjadi DME untuk menghasilkan 1,4 juta ton DME,” pungkasnya.
Sementara itu, Bukit Asam optimistis akan mencatatkan kinerja positif hingga tahun depan. Optimisme itu didorong oleh tingginya penjualan pada semester I-2021 dan meningkatnya permintaan batu bara. Termasuk, harga batu bara yang melonjak tajam.
“Dengan demand batu bara yang masih cukup tinggi tahun ini didukung dengan indeks harga yang kemungkinan masih menguat hingga tahun depan, maka kami sangat optimistis dapat mencapai bahkan melampaui target yang telah ditetapkan,” kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Bukit Asam Farida Thamrin.
Pada semester I-2021, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,8 triliun, naik 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,3 triliun. Pencapaian laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan sebesar Rp 10,3 triliun atau meningkat 14% dari capaian sebelumnya Rp 9 triliun.
Perseroan juga menorehkan kenaikan 10% pada total aset hanya dalam tiga bulan dari Rp 24,5 triliun per 31 Maret 2021 menjadi Rp 27 triliun pada akhir semester I-2021. Disusul, produksi batu bara perseroan padakuartal II-2021 yang meningkat signifikan sebesar 94%.(sdk)