KANAL24, Malang – Sektor pariwisata dinilai Dekan FIA UB, Andy Fefta Wijaya memiliki kemampuan responsif untuk kembali bangkit pada masa pandemi. Andy mengatakan hal tersebut pada Seminar Nasional Pariwisata dengan tema Resilient Tourism for The Future : Covid19 Policy Response and Recovery Strategy, Kamis (9/9/2021).
“Secara harfiah resilient berarti kemampuan merespon otomatis untuk kembali bangkit dengan memiliki daya adaptasi yang luwes. Tema ini menarik sekali karena sektor pariwisata memiliki dampak ekonomi yang luas,” kata Andy.
Pariwisata dengan segala aspek yang melingkupinya memiliki keluwesan untuk cepat menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada sehingga diharapkan dapat dengan cepat melakukan pemulihan diri dalam masa pandemi.
“ Tema hari ini menyiratkan bahwa salah satu keberhasilan dari strategi adalah bagaimana kita bisa mengembangkan pariwisata untuk melawan kembali situasi. Pariwisata menjadi salah satu panglima dalam ekonomi kreatif di Indonesia,” imbuh Andy.
Senada dengan Andy salah narasumber dalam seminar ini Rio Imam Sendjojo dari Jatim Park Group membenarkan apa yang disampaikan Dekan FIA tersebut. Dalam paparannya Rio menyebut bahwa dalam grup JTP saja terdapat 1200 rekanan bisnis yang terdampak. Angka tersebut belum termasuk sektor informal yang terimbas akibat tutupnya sektor pariwisata di Kota Batu.
Untuk bangkit kembali kata Rio pihaknya menerapkan pariwisata yang sehat melalui standar CHSE dan penerapan protokol kesehatan sebagai bentuk adaptasi baru dalam kondisi pandemi.
“Penerapan CHSE dan prokes dikombinasikan dengan sosialisasi melalui media sosial, media luar ruang dan influencer merupakan salah satu cara JTP untuk bisa bangkit kembali menghidupan pariwisata di Batu,” kata Rio.
Seminar Nasional Pariwisata FIA UB ini menghadirkan narasumber Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, Direktur JTP Group Rio Imam Sendjojo, Prof. Dr. Norain Othman dari University Teknologi MARA Malaysia dan Yusri Abdillah, M.Si., Ph.D dari FIA UB. (sdk)