KANAL24, Malang – Kemampuan guru dalam memberikan pelajaran daring di masa pandemi Covid-19 memiliki banyak tantangan di lapangan. Kondisi inilah yang dihadapi para guru di MTS Al Muttaqin Surabaya. Meskipun berada di kota besar, namun guru dan murid di sekolah tersebut menghadapi kesulitan yang cukup pelik, seperti kurangnya fasilitas penunjang pembelajaran daring dan metode pembelajaran guru yang kurang sesuai. Melihat fenomena tersebut, tim PKM KJFD ISC (Kelompok Jabatan Fungsional Dosen Interpersonal Small Communication) Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya berupaya memberikan solusi dengan melakukan workshop kepada guru MTS Al Muttaqin Surabaya, Senin (20/9/2021).
Dengan menggandeng Guru Penggerak Surabaya, Yuli Widayanti, tim PKM memilih topik utama merancang strategi pembelajaran berorientasi literasi-numerasi dalam blended learning di masa pandemi. Kegiatan ini diselenggarakan secara blended, daring dan luring di MTS Al Muttaqin Surabaya.
Yuli Widayanti mengatakan, pelaksanaan pembelajaran masa lalu, masa kini dan masa datang sangat berbeda dan setiap guru harus bersiap dengan situasi ini.
“Pembelajaran masa lalu itu guru langsung ke siswa, masa kini ada peranan buku untuk membantu siswa belajar di rumah, tapi di masa datang ada peranan internet yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja, guru membekali siswa dengan modul yang dapat menjadi media interaksi guru dan siswa,” jelasnya.
Yuli juga menambahkan, dibutuhkan kreativitas guru untuk berkreasi dalam memberikan materi pembelajaran secara daring kepada siswa. Yuli juga mengajarkan penggunaan berbagai media daring yang sederhana namun efektif misalkan dengan penggunaan google jamboard yang memfasilitasi interaksi secara online namun dengan tidak mengabaikan esensi pembelajaran.
Kegiatan ini disambut positif oleh kepala MTS Al Muttaqin Surabaya A.Sunarto, S.Pd.I. Ia mengatakan telah lama menanti adanya kegiatan workshop strategi pembelajaran. Sunarto menambahkan kondisi pandemi ini memaksa para guru yang tua harus belajar teknologi, padahal menurut pengakuannya pegang laptop saja mereka sering takut.
Ketua kegiatan PKM, Sri Handayani, M.I.Kom menjelaskan kegiatan tersebut merupakan hasil pengamatan yang telah timnya lakukan di daerah Surabaya.
“Surabaya adalah kota besar, tapi ternyata bahkan ada sekolah yang kesulitan melakukan daring, bukan hanya kota kecil saja,” katanya.
Menurut Sri Handayani, mengajar secara daring tidak hanya butuh persiapan materi saja, tapi juga strategi secara menyeluruh yang tepat agar materi tersampaikan dengan jelas. Oleh karena itu, workshop bagi guru terutama di era daring akibat pandemi ini sangat penting bagi seluruh guru dengan tidak mengabaikan posisi guru baik di kota besar maupun kota kecil.
Dalam kegiatan ini pula, Sri Handayani dan tim juga memberikan bantuan berupa laptop sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seluruh Guru MTS Al Muttaqin untuk Menyusun strategi pembelajaran daring. (Meg)