KANAL24, Malang – Petani kopi di daerah Dampit Kabupaten Malang terpaksa gigit jari. Pasalnya, kondisi cuaca dalam dua tahun terakhir dengan curah hujan yang tinggi mengakibatkan produksi kopi di Dampit turun hingga 75 persen. Ahmad Sukri, Koordinator Asosiasi Petani Kopi Sridororetno menjelaskan tahun ini dengan curah hujan yang tinggi dan suhu yang dingin menjadi faktor alam turunnya produksi kopi di daerah malang selatan.
“Kalau letak geografisnya sudah mencukupi karena dengan ketinggian 450-800 mdpl robusta sangat cocok. Namun dengan adaknya perubahan iklim memang sangat berpengaruh terhadap bunga kopi yang akan menjadi buah muda. Bahkan sampai di pertengahan sebelum pasca panen, kalau hujannya terus-menerus akan mempengaruhi biji yang sudah setengah tua, jadi bijinya akan busuk dan kompong,”ungkap Sukri, Jumat (24/9/2021).
Menanggapi hal tersebut, Pakar Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo, Ph.D menjelaskan petani kopi Indonesia sedang menghadapi perubahan iklim yang nyata. Siklus pembungaan kopi yang seharusnya mendapat panas, tidak terwujud akibat musim kemarau di tahun ini tidak ada, sehingga berdampak pada penurunan produksi kopi. Masalah lainnya yakni kopi yang ada di Dampit tergolong kopi yang sudah tua, sehingga diperlukan peremajaan dengan bibit baru yang memang unggul.
“Di Dampit ada kopi ratusan tahun yang bagus untuk museum tapi tidak untuk konsumsi. Untuk plasma nutfah itu bagus, namun untuk produksi tidak. Ini harus ada segera perbaikan,” tegasnya.
Lebih lanjut, menurut Mangku saat ini kopi Indonesia sedang tertekan, selain diakibatkan oleh perubahan iklim, juga diakibatkan oleh permintaan market akibat pandemi Covid-19 serta kondisi tanaman yang mendapat tekanan akibat hutan sarana produksi yang terus bertambah jumlahnya.
Staf Ahli Balitbang Pertanian Provinsi Jawa Timur itu pun memberikan rekomendasi atas permasalahan-permasalahan yang saat ini tengah di alami petani kopi. Menurutnya, market harus segera diciptakan. Pemerintah harus mulai menginisiasi lelang-lelang kopi di berbagai daerah yang bisa juga dilakukan secara online.
Kemudian ekspor dan promosi ke luar negeri sangat penting untuk menguatkan posisi Indonesia, menggalakkan dan menguatkan komunitas penggiat kopi serta industri untuk lebih menyukai kopi dalam kondisi yang masih fresh. Tak kalah penting, di sisi produksi harus ada peremajaan yang dilakukan oleh Pemerintah, lalu membuat klaster-klaster kopi untuk ditetapkan sebagai sebuah kawasan produsen kopi dengan fasilitas yang juga disiapkan mulai dari sarana produksi, pajak, kredit, sampai di pemasaran. (Meg)