KANAL24, Malang – Keripik umbi-umbian sudah menjadi makanan ringan yang digemari masyarakat, baik untuk dijadikan makanan ringan maupun oleh-oleh ketika bepergian. UKM SATYA yang terletak di Turen Kabupaten Malang merupakan salah satu produsen keripik pisang dan talas di Jawa Timur dan tergabung dalam kelompok UMKM OK Kabupaten Malang. UKM ini memproduksi keripik pisang dan talas dengan merek dagang ANUGERAH yang dipasarkan di wilayah Jawa Timur dan telah memiliki ijin PIRT. Jumlah produk yang dapat diproduksi setiap minggunya mencapai 4 kwintal.
Namun, ada permasalahan yang dihadapi dalam bidang produksi, yakni lamanya waktu proses pengemasan dengan menggunakan mesin sealer manual yang ada saat ini. Hal ini disebabkan usaha tersebut masih menggunakan mesin manual dengan menggunakan tenaga manusia untuk menggerakkan mesin tersebut. Kapasitas produksi masih relatif kecil sehingga pemilik belum bisa memenuhi permintaan pasar. Selain itu kualitas keripik talas dan pisang yang dihasilkan masih kurang seragam. Hal ini disebabkan oleh belum adanya prosedur produksi yang standar. Oleh karena itu perlu adanya suatu prosedur produksi keripik yang baik sesuai dengan pedoman CPPB dari kementrian perindustrian.
Tim pengabdian masyarakat Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, melakukan Introduksi Cara-Cara Pengolahan Pangan yang Baik (CPPB) dan Teknologi Pengemas Otomatis Dalam Rangka Penguatan Produktivitas UKM Keripik Pisang dan Talas SATYA tersebut. Tim ini diketuai oleh Dr. Dodyk Pranowo STP, MSi, dengan anggota Danang Triagus Setiyawan ST.MT Claudia Gadizza Perdani STP., MSi. Vindhya Tri Widayanti, STP, MP.
Dodik menuturkan, jika CPPB diterapkan harapannya UKM dapat menghasilkan produk keripik yang terstandar dan dapat meningkatkan nilai jual dari produk keripik pisang dan talas yang dihasilkan. CPPB merupakan pedoman yang harus dilakukan semua produsen makanan dan minuman untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik sesuai sepuluh aspek, yaitu ketentuan umum, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri, penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk serta dokumentasi.
“Untuk introduksi teknologi dilakukan dengan memberikan bantuan peralatan pengemasan otomatis. Pengintroduksian alat pengemas otomatis ini harapannya dapat meningkatkan kemampuan produksi dari UKM SATYA sekaligus menunjang pelaksanaan CPPB yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas dari UKM,” jelasnya.
Dodik melanjutkan, kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak hanya dalam bentuk pelatihan namun juga dilakukan introduksi mesin pengemas kontinyu. Selain itu, juga diserahkan modul untuk penggunaan mesin pengemas kontinyu. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui efektivitas dari pengenalan teknologi mesin pengemas kontinyu dan pengaruhnya terhadap produktivitas UKM SATYA.
“Kami berharap, dengan adanya mesin pengemas kontinyu ini kegiatan pengemasan produk keripik pada UKM SATYA dapat berlangsung lebih cepat dan jenis kemasan produk yang dihasilkan lebih bervariasi. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari UKM SATYA serta memperluas segmen pasar dari produk keripik yang dihasilkan oleh UKM,” tandasnya. (meg)