KANAL24, Jakarta – Pemerintah menargetkan 53 smelter mineral yang akan terbangun sampai tahun 2024. Tahun ini pemerintah menargetkan akan ada penambahan empat smelter baru.
“Itu di luar smelter PT Freeport Indonesia yang dilakukan peletakan batu pertama oleh Presiden pada dua pekan lalu,” kata Dirjen Minerba Kementerian ESDM , Ridwan Djamaludin dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/10/2021).
Ridwan menuturkan jumlah smelter yang terbangun pada 2015 baru 10 smelter. Selanjutnya meningkat menjadi 11 smelter pada 2016, dan bertambah lagi menjadi 15 smelter pada tahun 2017.
Tahun 2018, jumlah smelter yang terbangun bertambah lagi jadi 16 smelter. Setahun kemudian meningkat lagi menjadi 17 smelter. Tahun lalu meski Indonesia dilanda pandemi Covid-19, justru jumlah smelter terbangun masih bisa bertambah menjadi 19 smelter.
“Tahun ini akan ada 4 smelter tambahan yang sudah siap,” ujar Ridwan.
Pertama adalah smelter milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di Maluku Utara yang proses konstruksinya telah mencapai 97,7%.
Kedua, milik PT Smelter Nikel Indonesia di Banten yang telah terbangun 100%. Smelter ini telah berhasil uji coba produksi. “Saat ini kegiatan perusahaan berhenti sementara karena perusahaan kekurangan dana untuk beroperasi,” ujar Ridwan.
Ketiga, smelter milik PT Cahaya Modern Metal Industri di Banten yang juga telah terbangun 100%. Smelter ini telah melakukan kegiatan produksi.
Keempat, smelter milik PT Kapuas Prima Citra di Kalimantan Tengah yang proses konstruksinya mencapai 99,87%. “Saat ini sedang menunggu tenaga ahli dari China sebagai ahli proses smelter yang direncanakan datang di bulan ini,” tutup Ridwan.(sdk)