KANAL24, Surabaya – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim diharapkan menjadi motor penggerak lokomotif kebangkitan ekonomi di Jatim pasca pandemi Covid-19.
“Kontribusi dan partisipasi HIPMI Jatim kami harap mampu memberikan spirit, motivasi dan penguatan sebagai bagian kebangkitan ekonomi masyarakat,” kata Gubernur Khofifah, Jumat (29/10/2021)
HIPMI menurutnya tidak hanya sekedar mencetak para pengusaha atau entrepreneur, tapi juga mampu mencetak para pemimpin atau leader di berbagai bidang. Artinya pembibitan yang dilakukan di HIPMI tidak sekedar menyiapkan para strong entrepreneurship tapi juga strong leadership.
“Antara strong entrepreneurship dan juga strong leadership inilah yang harus saling menyatu. Banyak sekali organisasi kemasyarakatan yang memiliki leadership cukup bagus, tetapi manajerial skill nya harus ditempa. Terimakasih HIPMI menyiapkan kemampuan manajerial skill tersebut,” katanya.
Ia juga berharap, HIPMI Jatim mampu membangun optimisme agar bisnis atau lapangan usaha tetap bisa bertahan di era ini. “Pengusaha muda juga harus mampu melakukan transformasi menggunakan teknologi digital dalam mengelola nilai tambah Industrialisasi dan Jasa. Berbagai inovasi dan kebiasaan baru sosiopreneur tersebut menjadi penanda atau bentuk adaptasi HIPMI berkontribusi dalam pembangunan, sesuai tuntutan jaman,” terangnya.
Kepada para pengurus BPD HIPMI Jatim Khofifah berharap akan ada keberseiringan dan strong partnership dengan program-program pembangunan yang ada di Pemprov Jatim. Apalagi di Bumi Majapahit ini tempat dimana Bhinneka Tunggal Ika lahir, maka moderasi, toleransi, pluralisme dan inklusivitas akan menjadi satu kesatuan dari gerak langkah dari aktivitas yang dilakukan.
Gubernur Khofifah kembali mengingatkan tentang pesan Bung Karno pada HUT Kemerdekaan RI tahun 1963 tentang pentingnya menyiapkan investasi keterampilan manusia , investasi material, dan investasi mental dalam proses pembangunan Indonesia.
“Satu dari lima program pemerintah sekarang adalah menarik investasi dalam dan luar negeri sebanyak-banyaknya, tapi yang tak kalah penting kata Bung Karno kalau hanya human skill dan material investment tanpa mental investment, maka tidak akan bisa melahirkan kemakmuran dan tidak akan bisa membangun persatuan,” ungkapnya.(sdk)