KANAL24, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meyakini kinerja industri makanan dan minuman (mamin) akan melanjutkan tren positif di tengah terkendalinya kasus Covid-19. Kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional juga diperkirakan akan semakin besar.
Pada kuartal II tahun 2021, industri mamin berkontribusi sebesar 38,42 persen terhadap pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas. Kontribusi itu lebih tinggi dibanding tahun 2019 yang mencapai 36,40 persen, dan di angka 38,29 persen pada 2020.
“Industri mamin terbukti menjadi salah satu sektor unggulan karena memiliki kinerja yang gemilang. Kami sangat mengapresiasi capaian dari industri mamin ini karena di tengah hantaman yang cukup berat akibat dampak pandemi,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, Senin (1/11/2021).
Pada tahun 2020, total nilai ekspor industri mamin sebesar USD31,17 miliar, lebih tinggi dibanding tahun 2019 yang mencapai USD27,36 miliar. Sementara itu, pada periode semester I tahun 2021, nilai ekspor industri mamin telah menembus USD19,59 miliar.
“Ini membuktikan bahwa produk mamin Indonesia banyak diminati oleh konsumen global. Hal ini tidak terlepas juga dari penggunaan digitalisasi yang akhirnya menghasilkan produk-produk berkualitas, dengan mampu memenuhi standar internasional,” paparnya.
Kemenperin bertekad untuk menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri mamin agar mereka terus berproduksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Dijelaskannya bahwa industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor manufaktur yang menjadi prioritas pengembangan untuk segera bertransformasi ke arah digitalisasi.
“Pemerintah juga telah memberikan sejumlah stimulus atau insentif kepada para pelaku industri agar bisa mempertahankan usahanya dan terus meningkatkan kinerjanya,” lanjut Putu.
Di samping itu, industri mamin mencatatkan realisasi investasi yang cukup signfikan senilai Rp50,48 triliun pada tahun 2020, dan mencapai lebih dari Rp14 triliun pada kuartal II-2021. Investasi ini diyakini dapat memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri, yang termasuk didukung melalui transfer teknologi.
“Bahkan, dari peningkatan investasi ini, juga dapat menambah jumlah penyerapan tenaga kerja. Saat ini, sektor industri mamin telah menyerap tenaga kerja sebanyak 5,2 juta orang,” tutur Putu.(sdk)