KANAL24, Jakarta – Belanja masyarakat mulai pulih pada akhir Q3 2021 seiring diberlakukannya relaksasi PPKM Darurat/Level. Setelah turun tajam di awal Juli 2021, belanja masyarakat kembali meningkat mulai awal Agustus dan saat ini sudah kembali ke level periode prapandemi.
“Dibanding Q2 2021, belanja masyarakat pada Q3 2021 mengalami kontraksi sebesar 19% (qoq). Namun, terhadap kuartal yang sama tahun lalu, belanja masyarakat meningkat sebesar 8% (yoy),” kata Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono, dalam keterangan tertulis, Rabu (3/11/2021)
Keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi mulai terasa di akhir 3Q21. Hal ini terlihat dari tren penurunan kasus baru Covid-19 yang diiringi dengan pemulihan belanja masyarakat. Penerapan PPKM Darurat/Level secara efektif mampu mengurangi mobilitas dan menekan kasus COVID-19, namun aktivitas ekonomi masyarakat masih mempunyai ruang untuk tetap berjalan.
Meskipun demikian, Mandiri Institute melihat adanya divergensi belanja masyarakat berdasarkan kelompok pendapatan. Sepanjang 2020, pemulihan belanja kelompok bawah dan menengah berjalan secara konsisten. Namun sejak Februari 2021, kelompok bawah pulih lebih lama dibandingkan kelompok menengah.
“Pandemi mengubah pola belanja masyarakat. Selama pandemi, belanja terkait kesehatan ( medical ) mengambil porsi cukup besar, sementara belanja terkait dengan fesyen menjadi lebih kecil,” ujar Teguh.
Secara umum, data menunjukkan adanya sinyal pemulihan di tengah penurunan kasus COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi dapat dicapai, dimana salah satu faktor kuncinya adalah program vaksinasi nasional yang semakin masif dan merata.
Tantangan terbesar adalah mempertahankan keseimbangan ini ke depan. Monitoring mobilitas, kasus dan kondisi ekonomi secara reguler dan mutakhir amat diperlukan.
“Selain itu, distribusi vaksin dan proses tes dan tracing agar dilakukan lebih baik dan cepat, dengan biaya PCR/antigen yang lebih terjangkau,” ungkap Teguh.(sdk)