KANAL24, Jakarta – Kementerian Investasi / Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) menargetkan investasi tahun 2022 mencapai Rp1.200 triliun.
Menteri Investasi / Kepala BKPM , Bahlil Lahadalia, optimis target tersebut akan tercapai dengan dua syarat yang harus ditempuh pemerintah. Pertama adalah pandemi Covid-19 terkendali dengan baik sehingga aktivitas masyarakat bisa berjalan normal. Kemudian kedua adalah semua pihak khususnya pelaku usaha besar maupun kecil ( UMKM ) harus pandai-pandai menangkap peluang usaha.
Bahlil percaya bahwa pengendalian Covid-19 akan terus dijalankan secara konsisten. Terlebih saat ini terdapat varian Omicron yang sudah terkonfirmasi masuk ke Indonesia. Sementara itu salah satu peluang usaha yang harus diciptakan dan ditangkap dengan baik oleh pelaku usaha yaitu dengan menjalin kolaborasi antara pelaku usaha besar dengan UMKM .
“Keyakinan saya kalau Covid-19 bisa dikendalikan maka insyaallah pertumbuhan ekonomi 2022 akan di atas 5 persen,” kata Bahlil dalam memberikan sambutan dalam acara penandatanganan MoU Program Kolaborasi Usaha Besar dan UMKM di Bali, Sabtu (18/12/2021).
Bahlil menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut salah satunya bergantung dari tingkat konsumsi masyarakat atau konsumsi rumah tangga. Sementara konsumsi rumah tangga sangat bergantung dengan tingkat pendapatan masyarakat tersebut. Kemudian pendapatan masyarakat bergantung pada ketersediaan pekerjaan. Oleh sebab itu realisasi investasi menjadi kunci penting bagi ketersediaan lapangan usaha tersebut.
“Oleh sebab itu tahun depan target realisasi investasi ini cukup berat hampir sekitar 30 – 35 persen kenaikannya. Ini tantangan bagi kita untuk mewujudkannya,” sambungnya.
Sementara itu terkait dengan program kolaborasi antara pelaku usaha besar dengan UMKM menjadi strategi pemerintah dalam mendorong peningkatan kualitas UMKM ( UMKM Naik Kelas). Dengan sinergi yang terjalin tersebut maka UMKM akan terdorong untuk meningkatkan kapasitas usahanya. Diakui bahwa salah satu masalah bagi UMKM sulit tumbuh besar karena akses dan kesempatan untuk berkolaborasi dengan pelaku usaha besar sangat terbatas.
Data BKPM menyebutkan bahwa selama setahun ini terjadi peningkatan kolaborasi antara pelaku usaha besar dengan UMKM . Tahun 2020 terdapat 56 usaha besar bermitra baik dengan 196 UMKM . Nilai komitmen kerjasama yang dibangun mencapai Rp1,5 triliun.
Sementara di tahun 2021 komitmen kerjasama yang dibangun meningkat menjadi Rp2,7 triliun. Adapun jumlah pelaku usaha besar yang menjalin kolaborasi dengan UMKM sebanyak 89 usaha dan jumlah UMKM sebanyak 383 UMKM. (sdk)