KANAL24, Jakarta – Pertumbuhan kredit perbankan tahun 2022ini diyakini akan lebih tinggi karena perekonomian Indonesia memasuki fase kebangkitan, diprediksi akan tumbuh mencapai 6%-7% secara year on year.
“Ini yang membedakan dengan tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 masih berada di fase pemulihan,” kata pengamat ekonomi Ryan Kiryanto, Senin (21/3/2022.
Ryan optimis terjadinya perang Rusia – Ukraina tidak akan terlalu memukul perekonomian Indonesia. Sebab postur pertumbuhan ekonomi Indonesia didominasi konsumsi domestik yang berkontribusi menyumbang 55% – 57% terhadap produk domestik bruto (PDB).
“Negara – negara yang relatif terpukul adalah yang bergantung pada ekspor dalam menopang pertumbuhan ekonominya,” ujar Ryan.
Ryan menuturkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik karena wabah Covid-19 akan mengarah dari pandemi menuju endemi pada tahun ini. Konsumsi masyarakat akan meningkat sehingga memacu peningkatan produksi dari kalangan industri. Pada akhirnya permintaan kredit dari dunia usaha terhadap perbankan tahun ini juga akan meningkat.
“Tahun ini pertumbuhan kredit perbankan kemungkinan akan mencapai 6% – 7% yoy,” tutup Ryan.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan jumlah kredit yang disalurkan bank umum pada akhir 2021 mencapai Rp5.758,58 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,2% yoy dibandingkan realisasi tahun 2020 sebesar Rp5.481,56 triliun.
Capaian ini jauh membaik dibandingkan realisasi penyaluran kredit perbankan tahun 2020. Saat itu penyaluran kredit perbankan nasional justru menunjukkan penurunan sebesar -2,41% yoy dibandingkan realisasi tahun 2019 sebesar Rp5.616,99 triliun. Ini akibat pandemi Covid-19 memasuki Indonesia dan membuat pertumbuhan ekonomi terkontraksi.(sdk)