KANAL24, Jakarta – Sebagai key player dalam transisi energi di Indonesia, PT PLN (Persero) telah menjalankan sejumlah langkah strategis untuk mendukung pengurangan emisi global. PLN membutuhkan total USD75 miliar untuk melakukan transisi energi hijau tersebut.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif melalui forum Energy Transition Working Group (ETWG ) 1 mengajak seluruh negara G20 untuk bisa berdiskusi langkah apa yang bisa dikerjakan bersama dalam peningkatan inovasi untuk mengurangi emisi karbon. Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Indonesia membuka kerja sama kepada semua pihak untuk bisa mencapai target net zero emission pada 2060.
“Dalam pertemuan ini Indonesia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan berdiskusi tentang teknologi yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan affordable,” kata Arifin dalam keterangan tertulis, Kamis (24/3/2022).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, transisi energi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan untuk menghadirkan ruang hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang.
“Visi kita ke depan bukan hanya menghadirkan listrik yang andal bagi masyarakat, tapi juga menyalurkan energi hijau yang ramah lingkungan. Kita harus mewariskan kepada generasi mendatang ruang hidup yang sehat dan hijau,” kata Darmawan dalam kesempatan yang sama.
Darmawan menyebutkan, PLN membutuhkan total USD75 miliar untuk melakukan transisi energi ini.
“PLN membuka peluang kerja sama baik dari sisi investasi, financial fund, maupun sharing teknologi untuk mewujudkan semua rencana tersebut,” ucap Darmawan.
PLN pun telah memetakan seluruh peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian NZE 2060. Salah satunya adalah pengembangan pembangkit EBT sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Dalam RUPTL Hijau ini, porsi pembangkit listrik berbasis EBT pada 2030 ditargetkan mencapai 29 gigawatt (GW). Untuk mencapai target tersebut, PLN bakal menambah pembangkit EBT baru hingga 20,9 GW. Khususnya, PLN juga akan mensupport industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit EBT.
“Pada 2021, kami sudah membangun pembangkit EBT sebesar 623 megawatt (MW) yang mayoritas adalah pembangkit listrik tenaga air ( PLTA ),” ujar Darmawan.
Menurut Darmawan, tahun ini PLN akan menambah kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 228 MW. Ia merinci, akan ada PLTP yang beroperasi sebesar 45 MW. Sedangkan PLTA dan PLTM akan bertambah 178 MW dan pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 5 MW.(sdk)