KANAL24, Malang – Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) saat ini sudah banyak bertebaran dan diterapkan di berbagai bidang kehidupan. AI memang bukan hal yang baru, tapi perkembangannya selalu menjadi sesuatu yang menarik perhatian. AI membutuhkan data untuk dibaca agar dapat mengerjakan sesuatu secara langsung.
Dekan, Sekolah Sains dan Teknologi Asia eUniversity, Profesor Dr. Titik Khawa Abdul Rahman dalam Studium Generale antara Universitas Brawijaya dan Asia eUniversity yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknologi Informasi Departemen Industri Kreatif & Digital Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya menjelaskan Artificial Intelligence (AI) lebih jauh.
“Machine Learning (ML) atau Pembelajaran Mesin.ML merupakan proses menggunakan model data matematika untuk membantu komputer belajar tanpa instruksi secara langsung dan ini dianggap sebagai bagian dari AI,” terang Profesor Dr. Titik Khawa Abdul Rahman (Kamis, 16 Juni 2022).
Pembelajaran mesin menggunakan algoritma untuk mengidentifikasi pola dalam data dan pola tersebut kemudian digunakan untuk membuat model data yang dapat membuat prediksi. Dengan peningkatan data dan pengalaman, hasil pembelajaran mesin lebih akurat.
Pada presentasinya, Profesor Titik menyampaikan ada yang namanya Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam. Deep Learning terinspirasi dari struktur dan fungsi otak, yaitu interkoneksi banyak neuron. Artificial Neural Network atau jaringan saraf tiruan merupakan algoritma yang meniru struktur biologis otak.
Jika digambarkan dalam bentuk lingkaran. Lingkaran terdalam ada Deep Learning. Lalu dilingkari dengan lingkaran yang lebih besar dan disebut Machine Learning. Kemudian, lingkaran terluar adalah Artificial Intelligence.
Artificial Intelligence merupakan ilmu yang ditujukan untuk membuat mesin berpikir dan bertindak seperti manusia. Machine Learning berfokus pada memungkinkan komputer melakukan tugas tanpa pemrograman eksplisit. Deep Learning merupakan subset pembelajaran mesin berdasarkan jaringan saraf tiruan.