KANAL24, Malang – FEB UB menandatangani nota kesepahaman dengan Sekolah Ekspor pada Senin (11/7/2022). Pengesahan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kemendikbud Ristek sekaligus Program 500K Eksportir Baru Kemendag dan Kemenkop UKM. Kegiatan ini dilangsungkan melalui agenda sosialisasi nasional studi independen yang bertajuk “Be A Digital Exporter 2022” yang dilaksanakan di Aula Gedung F Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
“Kami punya program studi Kewirausahaan. Sebagai outputnya mereka dituntut harus membuat usaha atau menjadi wirausaha. Sementara itu, kegiatan Sekolah Ekspor sepenuhnya nyambung dengan kompetensi mereka. Dengan program ini kami ingin mereka menjadi wirausaha yang sukses, tidak jago kandang tapi bisa go internasional,” ungkap Dekan FEB UB, Abdul Ghofar, S.E., M. SI., DBA., AK., CA.
Studi Independen sendiri adalah program yang dibentuk Kemendikbud Ristek untuk memfasilitasi mahasiswa agar dapat belajar lebih dalam tentang skill atau kompetensi yang tidak diajarkan oleh kampus. Di dalam program ini, mahasiswa diajak untuk mengerjakan project bernilai tinggi yang dilakukan secara kolaboratif dan implementatif. Sehingga teori-teori yang diajarkan bisa langsung diaplikasikan dalam tugas yang diberikan oleh mentor.
“Program ini memiliki keunggulan dari program magang sebelumnya. Dulu mahasiswa mengikuti KKN-P atau Kuliah Kerja Nyata Profesi selama 25 hari, setelah selesai lalu dipulangkan begitu saja. Ilmu dan pengalaman yang didapat mahasiswa tidak begitu dalam. Kemudian, Kemendikbud Ristek membuat program MSIB dan mengubah menjadi full 20 sks atau satu semester. Nah, ini disambut gembira oleh kami, para civitas akademika,” lanjut Abdul Ghofar.
Dalam program studi independen Sekolah Ekspor, mahasiswa tidak hanya diajari tentang teori, tetapi juga bagaimana cara membuat produk; mengetahui kelayakan produk dan syarat-syarat produk yang bisa dipasarkan di internasional, dan masih banyak materi lainnya. Intinya, program ini menitikberatkan pada pembelajaran strategi eksportir dan bagaimana praktiknya di dunia nyata.
“Programnya sendiri dilaksanakan secara blended. Pembelajaran yang disampaikan oleh para mentor dilakukan secara daring. Tetapi ada beberapa kegiatan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk hadir luring dan sifatnya opsional, boleh datang boleh tidak. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat bertemu secara langsung dan memupuk kekompakan di antara mereka. Esensi dari kekompakan ini sangat penting, sebab di dalam bisnis yang pertama dan utama adalah skill membangun networking,” jelas Kepala Sekolah Ekspor, DR. Handito Joewono.
Program Kampus Merdeka Studi Independen ini diharapkan memberi impact positif, tidak hanya bagi mahasiswa peserta dan perguruan tinggi, tetapi juga bagi UMKM dan ekosistem ekspor. (riz)