Kanal24, Malang – Tahun 2019 sampai tahun 2022 menjadi tahun yang cukup panjang bagi kawasan Kayutangan Malang yang terus bersolek diri. Anggaran puluhan miliar pun dihabiskan untuk membedah kawasan bersejarah ini. Kini, penataan kawasan ini mulai memasuki tahap akhir.
Kawasan ini dibangun dengan 3 fase. Per Juni 2022, pembangunan Kayutangan sudah memasuki fase ketiga. Fase ini membentang di jalan Basuki Rachmat, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Rencananya, fase III ini akan rampung pada November 2022. Waktu yang cukup panjang bagi Kayutangan untuk berbenah.
Kawasan Kayutangan tak jarang menjadi tujuan destinasi wisata di Kota Malang. Kampung Heritage di sana menyimpan rumah-rumah tua yang dibangun dari tahun 1800 sampai 1900-an. Hal ini menarik untuk dikunjungi sambil menyelami memori akan rumah tua penginggalan Belanda.
Untuk menjangkau rumah-rumah tua tersebut, pengunjung harus melalui gerbang di gang yang ada di sebelah Depot Es Talun, salah satu depot es legendaris di Kota Malang. Saat kaki dipijakkan pada gang tersebut, berderet rumah-rumah yang siap menyambut pengunjung. Ditambah lagi ornamen jadul pada setiap rumah.
Di dalam perkampungan ini, pengunjung akan menjumpai rumah-rumah bergaya Indische. Rumah tersebut masih berpenghuni hingga saat ini. Dijaga dan dirawat dengan baik oleh pemilik rumah adalah kewajiban. Memasuki daerah ini kita juga bisa melihat aktivitas warga setempat. Ada yang sedang berjualan sampai dengan anak sekolah yang berlalu lalang.
Di tengah perkampungan itu, terdapat sebuah sungai. Air yang mengalir begitu deras dan juga jernih. Di dinding depan sungai terdapat lukisan dan juga mural yang tentunya memanjakan mata pengunjung. Tak jarang pinggiran sungai ini dijadikan tempat untuk berfoto bagi pengunjung.
Keluar dari gang tersebut, mata kita akan dimanjakan dengan lampu jalan yang unik dan menarik. Lampu tersebut terbentang sepanjang jalan Basuki Rahmat dengan deretan kursi-kursi untuk bersantai di kawasan tua tersebut.
Waktu yang cocok untuk nongkrong di tempat ini adalah malam hari, menikmati udara malam yang sejuk dan lampu kota yang menghangatkan suasana. Siang hari yang panas kurang cocok mengunjungi kawasan ini karena kurang pepohonan dan kanopi untuk tempat berteduh dari teriknya matahari.
Di sepanjang jalan, berdiri kokoh pertokoan yang konon sudah ada sejak zaman Belanda. Bangunan tersebut ada yang masih berfungsi, ada pula yang sudah kosong tak berpenghuni. Pertokoan ini kerap dijadikan tempat untuk berswafoto oleh pengunjung. Toko-toko yang masih beroperasi ada yang menjual pakaian sampai dengan kebutuhan pokok.
Berada di Kawasan Kayutangan ini bagi sebagian pengunjung mungkin seperti diingatkan dengan kawasan Malioboro yang ada di Yogyakarta. Penataan dan ornamen di setiap jalannya sungguh sangat mirip.
Kawasan Kayutangan dikemas dengan konsep Malang City Heritage yang penuh dengan nilai budaya. Pemerintah Kota Malang menyulapnya sebagai destinasi wisata sekaligus sarana belajar mengenal sejarah kota. Berbenah dan terus berbenah dilakukan oleh Pemkot setempat demi menyediakan layanan ruang terbuka bagi masyarakat.
Kayutangan sangat cocok dijadikan destinasi wisata bagi siapapun yang hendak berkunjung ke Kota Malang. Kayutangan menjadi oase wisata sekaligus edukasi bagi wisatawan. (raf)