Kanal24 – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM yang diikuti secara daring di Jakarta (23/8/2022) meminta seluruh warga Indonesia untuk bersiap dan waspada terkait mutasi virus yang diprediksi bakal terjadi pada tiga bulan awal tahun 2023.
“Pasti akan ada varian baru, pasti akan timbul varian baru. Karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini, membuat Indonesia harus siap-siap.” tuturnya.
Budi mengatakan alasan Indonesia harus bersiap lagi karena situasi global, terutama di Jepang dan beberapa negara di Eropa dan Amerika menghadapi peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan.
Tercatat, kasus terkonfirmasi harian di Eropa atau Amerika mencapai 100.000 kasus per hari. Sedangkan Jepang sudah menembus hingga 200.000 kasus per hari. Alasan lain untuk meningkatkan kewaspadaan adalah munculnya mutasi virus dan lahirnya sub-varian baru.
Budi menjelaskan, peningkatan kasus positif tersebut karena adanya sub varian virus seperti BA.4 dan BA.5 di masyarakat.
Ia juga menambahkan, meski Indonesia belum menghadapi gelombang baru COVID-19 karena proteksi antibodi publik telah meningkat menjadi 98,5% atau 2.000 unit per mililiter, kemungkinan kasus positif akan muncul sewaktu-waktu karena mutasi virus akan terus terjadi.
“Boleh dibilang pada saat gelombang BA.4, BA.5 masuk, kita tidak terganggu sama sekali. Kasusnya sekarang ujiannya adalah enam bulan lagi,” tuturnya.
Budi meminta semua pihak bekerja sama agar Indonesia tidak menghadapi gelombang COVID-19 berikutnya.
Menurut Budi, untuk siap menghadapi gelombang selanjutnya dibutuhkan imunitas masyarakat yang tinggi dengan diimbangi laju vaksinasi COVID-19.
Jika Indonesia berhasil menjaga kondisi baik saat ini di masa depan, menurut Budi, Indonesia bisa menjadi salah satu negara terbaik yang bisa mengatasi pandemi selama 12 bulan berturut-turut.
“Jadi sekarang ujiannya enam bulan lagi. Sekitar bulan Januari, Februari, Maret 2023,” kata Budi.