Kanal 24 – Komunitas Indonesia Mengajar berkolaborasi dengan Nutrihub Malang untuk mengadakan talkshow bertajuk “Unleash your potential through entrepreneurial spirit & leadership skill”. Hadir Arif Wicaksono dan Gading Aulia sebagai pembicara. Acara ini berlangsung pada Selasa malam (30/8/2022).
Acara talkshow secara luring ini bertujuan untuk memperkenalkan Komunitas Indonesia mengajar dan membagikan pengalaman tentang kepemimpinan. Sejumlah 43 partisipan hadir dari 15 komunitas yang ada di Malang Raya. Mereka antusias hadir di Nutrihub Malang, Jalan Ijen Malang.
Kegiatan Indonesia Mengajar Talks (IM Talks) telah dilaksanakan sebanyak 13 kali di seluruh kota yang ada di Indonesia. Kota Malang sebagai pelaksanaan terakhir acara yang menginspirasi anak muda ini. IM Talks aktif mengundang komunitas-komunitas anak muda yang ada di seluruh Indonesia.
Indonesia mengajar adalah sebuah gerakan untuk membantu kemajuan pendidikan di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Setiap tahunnya, Indonesia Mengajar mengirimkan pemuda ke daerah-daerah dalam rangka membantu memajukan pendidikan di sana. Mereka akan menjadi pengajar di tingkat sekolah dasar selama satu tahun.
Dalam acara ini, Indonesia Mengajar menggandeng Nutrifood Chapter Malang untuk mengadakan IM Talks tersebut. Selain membahas topik menarik, acara ini juga mempromosikan program Pengajar Muda angkatan ke 24. Program ini mengajak anak muda yang hadir untuk terlibat dalam kegiatan mengajar di daerah-daerah Indonesia.
Arif Wicaksono sebagai pembicara pertama pada IM Talks. (Dok. Rafi)
Topik yang dibawakan dalam IM Talks ini menarik dalam pembahasan kawula muda. Kepemimpinan dan kewirausahaan masih menjadi topik utama perbincangan generasi muda. Kedua hal itu masih relevan dengan keadaan saat ini.
“Kepemimpinan yang baik ialah memberi kepercayaan kepada orang lain untuk berkembang,” tutur Arif Wicaksono, Area Marketing Nutrifood. Ia mengatakan bahwa memberi kepercayaan untuk berkembang ialah sama dengan memberi ruang bagi seseorang untuk mengeksplor dirinya. Kepercayaan itu diberikan untuk dimanfaatkan dan digunakan dengan baik.
Isu senioritas dalam kepemimpinan juga menjadi topik yang dibahas dalam IM Talks kali ini. Arif mengatakan bahwa senior yang baik, khususnya dalam dunia kerja, selalu mengutamakan kolaborasi dalam bekerja. Senior yang baik tidak hanya menyuruh saja.
Tak hanya itu, Arif memberikan saran kepada seluruh peserta bahwa seseorang memiliki seni kepemimpinannya masing-masing. “Kepemimpinan harus digali sendiri cara memimpinnya dan disesuaikan dengan kondisi,” tutur Arif di hadapan peserta IM Talks.
Pembicara lainnya yang hadir ialah pemuda berasal dari Kota Malang, Gading Aulia. Seorang alumni Pengajar Muda batch X di Indonesia Mengajar. Dalam IM Talks kali ini, Gading juga membawakan topik yang sama terkait kepemimpinan.
Gading mengatakan bahwa kemampuan kepemimpinan yang ia peroleh berasal dari pengalamannya saat menjadi pengajar muda di Indonesia Mengajar. “Dengan kerja bersama stakeholder dari ketua RT sampai Bupati. Itu melatih skill aku,” tutur Gading. Pengalamannya menjadi pengajar muda menumbuhkan seni kepemimpimpinannya tersebut.
Gading Aulia saat berbagi pengalamannya menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar (Dok. Rafi)
Selain mendapatkan kemampuan leadership, Gading juga mengaku mendapatkan kemampuan berpikir kritis dari adanya program mengajar di daerah pelosok Indonesia. Ia berusaha menyelesaikan masalah yang ada di desa-desa khususnya masalah dalam hal pendidikan. “Skill dan pengalaman sudah 1 paket didapatkan,” ujar Gading.
Kemampuan kepemimpinan dalam dirinya membuat nilai tambah dalam diri Gading. Ia mengaku skill itu sangat berguna untuk masa depan, contohnya dalam dunia kerja. Kemampuan itu ia dapatkan dengan bekerja dan berkegiatan bersama masyarakat.
Sesi diskusi ini berjalan secara aktif dan intens. Moderator memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya kepada pembicara. Satu per satu pertanyaan pun masuk dan mengundang antusias peserta lain untuk bertanya.
Salah satu pertanyaan masuk berasal dari pemuda anggota Komunitas Bagi Bacaan bernama Evy. Ia bertanya terkait keberlanjutan dari program-program sosial agar kebermanfaatannya dapat dirasakan secara jangka panjang. Gading langsung menjawabnya dengan antusias.
“Valuenya adalah connect. Kita harus menemukan stakeholder. Menghubungkan stakeholder. Terakhir itu menjejaringkan/collaborate,” jelas Gading. Ia mengatakan bahwa cara itu dapat dilakukan agar semua komunitas sosial dapat menciptakan sebuah program yang kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Acara yang berlangsung sejak pukul 18.30 sampai dengan 21.00 WIB ini diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta yang hadir. Mereka pulang dengan membawa ilmu baru dan juga pengalaman baru bertemu dengan orang lain. Momen kegiatan secara luring memang dirindukan setelah tertunda selama 2 tahun. (raf)