Kanal24, Malang – Isu lingkungan saat ini menjadi perhatian dari banyak pihak. Kurangnya ruang terbuka hijau di daerah perkotaan dan menumpuknya limbah rumah tangga yang tidak didaur ulang, meningkatkan resiko pencemaran lingkungan. Merespon persoalan tersebut, Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) kembali melakukan Pengabdian Masyarakat di Kampung Lampion tepatnya di RW 01 Jodipan Belimbing Kota Malang. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan kepedulian warga dalam mitigasi bencana dan dampak pencemaran lingkungan, serta memberdayakan warga untuk meningkat produktifitasnya.
“(Kami-tim pengabdian Departemen Psikologi) sebenarnya kan sudah menginisiasi kerja sama sejak tahun 2021 dengan Kampung Warna-Warni, kemudian dengan rekomendasi dari Bapak. Kecamatan Belimbing untuk terus menginisiasi kerjasama dengan Kampung Lampion,” ungkap Sofia Nuryanti, S.Si., M.A salah satu anggota tim pengabdian kepada masyarakat Psikologi UB di Kampung Lampion yang terdiri dari empat dosen yaitu Sofia Nuryanti, S.Si., M.A, Dr. Sumi Lestari, S.Psi., M.Si , Muhammad Afif Alhad, S.PSi., M.Si., dan Dr. Intan Rahmawati, S.Psi., M.Si.
Sofia menjelaskan bahwasannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sudah mulai ditinjau dan diidentifikasi sejak akhir tahun 2020 namun program ini baru berjalan pada tahun 2021 dan dilanjutkan pada tahun 2022. Beberapa program yang telah dilaksanakan diantaranya program tanaman buah dalam pot (tabula-pot), pemanfaatan minyak jelantah menjadi sabun dan lilin, dan melakukan sosialisasi program kesehatan (prokes) kepada anak Sekolah Dasar (SD).
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, Sofia bercerita program yang dicanangkan kepada warga di RW01 merupakan hasil dari keluh kesah beberapa warga yang terdampak pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini merugikan warga khususnya pendapatan penjualan produk yang diperoleh warga di sekitaran Kampung Lampion.
Pengabdian masyarakat ini menggunakan metode feed assessment sebelum mensosialisasikan program kepada warga di Kampung Lampion. “Kami peta-kan bersama dari pihak kampung, mereka inginnya seperti apa dan mereka mengutarakan permasalahan yang ada sehingga kami bersama (melakukan) semacam brainstorming,” ungkap Sofia.
Sofia melanjutkan setelah tim mendapat inti permasalahan, tim pengabdian kepada masyarakat pun mulai menyusun dan memproyeksikan program yang sekiranya dapat membantu warga di RW01 Kampung Lampion itu. Lalu, tambahnya, tim Departemen Psikologi menawarkan program yang dapat menambah pemahaman akan wawasan untuk terus berinovasi dan berkreativitas memanfaatkan produk-produk yang ada di lingkungan tempat tinggal, seperti membuat tanaman buah dalam pot dan minyak jelantah.
“Pihak (tim pengmas) Psikologi UB menginisiasi salah satunya adalah tanaman buah dalam pot untuk harapannya masyarakat (warga RW01) dapat mandiri dalam sentra pangannya. Kemudian, dari minyak jelantah mengharapkan bahwa sisa-sisa minyak jelantah itu dapat bermanfaat,” tutur Sofia.
Menambahkan penjelasan pengmas yang telah dilakukan pada bulan Juni lalu ini, Dr. Intan Rahmawati, S.Psi., M.Si mengatakan kegiatan tahun 2022 ini merupakan kelanjutan dari pengmas sebelumnya yang hanya berfokus memberikan pemahaman kepada warga RW01 Kampung Lampion. Oleh sebab itu, di tahun 2022 tim pengabdian kepada masyarakat Psikologi UB memberikan penawaran untuk melakukan kerja sama untuk melakukan pemanfaatan limbah sampah sisa-sisa produk rumah tangga yang dikelola menjadi pupuk organik cair.
“Alhamdulilah ini juga sudah berjalan masa evaluasi, bagaimana kita melihat hasil dari kerja di Kampung Lampion ini dalam memproduksi pupuk organik cair ini dari sampah rumah tangga yang mereka hasilkan,” tutur Sofia.
Sofia menambahkan, sejauh ini pengabdian kepada masyarakat ini memang masih belum memiliki nilai ekonomis namun diketahui warga RT01 sudah mulai memproduksi secara mandiri. Dia juga berharap nantinya akan melanjutkan strategi branding agar dapat melakukan pemasaran produk olahan.
Foto bersama warga RW10 Kampung Lampion Kecamatan Blimbing Kota Malang Jawa Timur (Dok. Yosia)
Dr. Intan juga mengatakan pengmas di Kampung Lampion ini sudah mencapai 90% dari tujuan utamanya. “Pengetahuan mengelola mitigasi bencana dengan lingkungan ini memang perlu diberikan supaya lebih bisa memberdayakan Kampung Lampion dengan sesuatu yang baru,” tambahnya.
Pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh tim Psikologi UB hanya menyasar warga RW01 Kampung Lampion. “Untuk saat ini masih sekitaran RW 01 saja karena RW 01 ini beda sendiri ya. Jadi, di Kampung Lampion itu sepemahan saya ada beberapa RW yang terdiri dari 10 RT, memang mereka (RW01) itu aktif dan RW 01 ini sering sekali mendapatkan dana bantuan subsidi dari Kecamatan,” tambah Sofia.
Arief Andrijanto selaku Ketua RW01 juga menjelaskan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kampung Lampion RW01 itu diikuti oleh seluruh warga dengan pembagian lima orang per-RT. “Per-RT lima-lima, jadi bergantian. Karena kan nggak bisa langsung semuanya, jadi umpama minggu ini RT mana tapi ya campuran lah,” tambah Arief. Menanggapi pengabdian kepada masyarakat dari Departemen Psikologi UB selama dua tahun itu, Arief mengucapkan terima kasih dan mangatakan banyak ilmu yang telah diserap oleh warga di RW01 Kampung Lampion.
Sejak akhir Agustus lalu tepatnya tanggal 27 Agustus 2022, RW01 Kampung Lampion Jodipan diresmikan sebagai Kelompok Inisiasi Lampion Berdaya. Kedepannya, Sofia mengatakan pengabdian kepada masyarakat di Kampung Lampion ini akan berkelanjutan sesuai dengan animo dan respon masyarakat untuk melakukan strategi branding penjualan karya produk Kampung Lampion. (agt)