KANAL24, Malang – Rajungan atau Blue Crab merupakan salah satu komoditi penting perikanan yang berkualitas ekspor. Komoditi ini juga terdapat di Jawa Timur terutama di daerah Pasuruan yang diperoleh nelayan dari selat madura. Namun dalam pengolahannya menurut guru besar FPIK UB Prof. Dr. Ir. Mimit Primyastanto, M.P masih terdapat beberapa kelemahan yang menyebabkan kualitas rajungan yang dihasilkan kurang bagus.
“Dari beberapa mitra yang kita dampingi memang cara pengolahan yang dilakukan masih menghasilkan rajungan dengan kadar air yang tinggi. Ini salah satu persoalan yang ingin kita pecahkan,” kata Mimit, Selasa (6/9/2022).
Melalui program Doktor Mengabdi Prof. Mimit Primyastanto bersama Mariyana Sari, S.Pi.,M.P, Candra Adi Intyas, S.Pt., MP dan Moh. Erfan Arif, S.E., MM turun langsung dengan merancang teknologi tepat guna berupa Blue Crab Boiler.
Mimit menjelaskan perebusan yang dilakaukan oleh mitra UKM rajungan selama ini menggunakan dandang yang memiliki kekurangan yaitu air rebusan merembes ke rajungan sehingga rajungan menjadi tidak higienis dan kondisi rajungan kurang kering. Hal ini berakibat hasil rajungan menjadi berkurang daya saingnya ketika dilepas ke pasaran.
“Ada dua hal yang kami cermati dengan pengukusan menggunakan dandang seperti selama ini yaitu air rebusan yang merembes dan produk kurang higienis,” lanjutnya.
Sedangkan dengan menggunakan Blue Crab Boiler beberapa permasalahan tersebut dapat diatasi. Dalam ujicoba yang sudah dilakukan bersama mitra penggunaan Blue Crab Boiler air rebusan tidak masuk ke rajungan sehingga rajungan hasil kukusan lebih kering dan lebih higienis.
Selain itu proses memasaknya juga lebih cepat jika dibandingkan menggunakan dandang sehingga pelaku UKM bisa melakukan proses mengukus rajungan lebih banyak setiap harinya.
“Dengan kemampuan mengukus lebih cepat maka dalam sehari pengukusan rajungan bisa lebih banyak dan waktunya lebih singkat. Ini sangat membantu pada musim panen rajungan tiba,” imbuh guru besar FPIK UB ini.
Dirinya berharap dengan program Doktor Mengabdi UB ini para pelaku UKM rajungan di Pasuruan bisa lebih produktif dengan produk rajungan yang lebih berkualitas, higienis dan mampu meningkatkan pendapatan mereka. (sdk)