Kanal24 – Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) melalui Juru Bicara Kemenkes RI, Mohammad Syahril dalam konferensi pers secara daring dari Zoom di Jakarta (16/9/2022), mengungkapkan bahwa pihaknya hingga Kamis (15/9/2022) mendeteksi adanya total 91 kasus penyakit Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya pada pasien di bawah usia 16 tahun di 22 provinsi.
“Ada yang meninggal 11 orang atau 26% dan 22 orang atau 52,3% sembuh,” jelasnya.
Berdasarkan total kasus yang ditemukan, 35 di antaranya berstatus probable, 7 dalam proses tunggu hasil uji lab, dan 9 ditolak karena kondisi medis lain seperti dengue, infeksi bakteri, kelainan jantung, leukemia dan lainnya.
DKI menjadi penyumbang terbesar kasus probable yakni 12 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 3 kasus, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Utara dan Bali dengan 2 kasus.
Sedangkan daerah lainnya seperti Sumatera Barat, Jambi, Banten, Jawa Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara masing-masing satu kasus.
Syahril mengatakan mayoritas pasien adalah laki-laki, yakni 30 dan 12 pasien berjenis kelamin perempuan dengan kelompok usia 0 hingga 6 tahun.
“Gejala yang spesifik di Indonesia seperti demam, mual, muntah, kuning, diare akut, hingga sesak napas,” ujarnya.
Syahril mengatakan, meski penyebab pasti hepatitis akut belum diketahui, namun bisa dicegah dengan mendeteksi gejalanya sejak dini.
“Karena itu, jangan sampai menyadari hingga anak mengalami gejala lebih berat, seperti mata sudah menguning dan kesadaran menurun agar penanganan kasus hepatitis akut ini bisa dilakukan lebih cepat,” katanya.
Kementerian Kesehatan telah menunjuk laboratorium nasional di lingkungan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) untuk menerima semua sampel tes pasien suspek hepatitis.
“Di laboratorium nasional ini telah dipersiapkan ketersediaan reagen atau KIT-nya untuk deteksi hepatitis, baik reagen metagenomik atau pemeriksaan genom sekuensing maupun reagen PCR, baik panel respiratori maupun gastrointestinal,” ujarnya.
Per 8 Juli 2022 kasus hepatitis akut misterius secara global telah dilaporkan kepada WHO oleh 35 negara dengan total kasus mencapai 1.010 probable.
Sebanyak 46 atau setara 5% kasus membutuhkan transplantasi hati dan 22 atau 2% dinyatakan meninggal dunia. Sebagian besar kasus atau 48% berasal dari regional Eropa mencapai 484 kasus dan regional Amerika 435 kasus.