Kanal24 – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimis Indonesia bisa menjadi pusat peradaban maritim dunia, saat memperingati Hari Maritim Nasional 2022.
Demi mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat maritim dunia, Luhut menegaskan bahwa pembangunan negara bertujuan untuk pembangunan kemaritiman dengan kegiatan pembangunan yang perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaannya memperhatikan jati diri Indonesia. sebagai negara kepulauan yang besar.
“Semua harus memberi perhatian besar untuk pembangunan kemaritiman. Kita mulai dengan menyamakan pemahaman kita pada bidang kemaritiman. Meningkatkan literasi bangsa di bidang kemaritiman menjadi langkah awal. Akan tetapi tidak boleh terlalu lama dan berhenti di situ. Kita harus lanjutkan dengan aksi nyata meraih kembali kejayaan bahari. Justru di laut kita jaya,” tegas Luhut dalam keterangan resmi di Jakarta (23/9/2022).
Luhut juga menegaskan bahwa kegiatan maritim tidak hanya kegiatan yang berhubungan dengan laut.
Kajian ekonomi kelautan yang dilakukan mengarah pada fakta bahwa ekonomi kelautan dipahami sebagai kegiatan ekonomi yang terjadi di wilayah perairan dan kegiatan yang menggunakan sumber daya alam yang berasal dari wilayah perairan lain dan sebagai kegiatan yang menghasilkan barang di tempat lain dan jasa yang digunakan di wilayah perairan.
Oleh karena itu, industri berbasis darat yang berurusan dengan sumber daya air alam juga mencakup kegiatan ekonomi kelautan. Juga, industri yang memproduksi peralatan untuk studi, penggunaan dan konservasi air.
Selain itu, Luhut juga berharap Indonesia memperkuat pembangunan kemaritiman. Ini karena Indonesia adalah pemimpin kejayaan maritim di masa lalu.
“Oleh karena itu, pembangunan maritim ke depan harus diarahkan untuk merebut kembali kejayaan maritim sebagai negeri maritim yang kuat dan bangsa bahari yang unggul seperti di masa lampau. Kita harus kembali menjadi Pusat Peradaban Maritim Dunia,” jelasnya.
Luhut juga menegaskan bahwa tujuan akhir pembangunan maritim Indonesia bukanlah penguatan ekonomi maritim, tetapi kesejahteraan masyarakat yang merata dan adil di seluruh wilayah Indonesia.
“Dalam hal kesejahteraan tidak boleh lagi ada kesenjangan. Tidak boleh ada disparitas kesejahteraan antarkawasan. Sebagai negara kepulauan, inilah tantangan terberat yang kita hadapi. Oleh karena itu, kita harus rumuskan strategi yang cerdas dalam membangun kemaritiman kita,” imbuhnya.
Ada juga strategi yang bisa diterapkan Indonesia, yaitu melalui strategi ekonomi, politik dan budaya. Strategi ekonomi bertujuan untuk menggali dan mengembangkan potensi ekonomi kelautan yang sebesar-besarnya secara adil dan merata dari segi kesejahteraan manusia.
Strategi politik digunakan untuk memperkuat kedaulatan dan ketahanan maritim serta tata kelola maritim yang baik. Pada saat yang sama, strategi budaya juga dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui peningkatan karakter dan budaya serta sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan.
Kajian sementara ekonomi maritim yang dilakukan oleh BRIN bersama Kemenko Marves mengestimasikan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) kemaritiman Indonesia pada 2020 sebesar Rp1.212 triliun atau 11,31% dari PDB nasional yang mencapai Rp10.722 triliun.
Nilai ini turun sekitar Rp19 triliun dari 2019 yang mencapai Rp1.231 triliun, diduga sebagai dampak dari pandemi Covid–19. Akan tetapi, meskipun nilainya turun, namun kontribusinya mengalami peningkatan dari sebesar 11,25% pada tahun 2019 menjadi 11,3% di 2020.
Pemerintah juga akan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2025- 2045, dengan semangat pembangunan kemaritiman.