Kanal24 – Untuk membantu nelayan menghemat biaya operasional, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan perahu listrik untuk menggantikan kapal bermesin motor tempel.
Peneliti dari Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar menyampaikan, bahwa perahu listrik bisa menjadi solusi masalah biaya operasional nelayan mengingat 60% biaya melaut digunakan untuk membeli bahan bakar.
Ia memaparkan bahwa perahu listrik yang saat ini sedang dikembangkan berbasis baterai yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Hal ini dipresentasikan dalam Webinar Talk to Scientist yang mengusung tema, Menuju Era Futuristik dengan Riset Kendaraan Listrik, Senin (26/09/2022).
Uji coba pemanfaatan perahu listrik untuk transportasi antarpulau di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, serta di daerah tujuan wisata Tani Betet di Provinsi Jawa Timur dan di Kampung Karst, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
“Saat ini kita lebih banyak aplikasinya untuk mengenalkan ke masyarakat untuk wisata-wisata sehingga sebagai program untuk sosialisasi bahwa di perahu ini bisa juga menggunakan listrik,” kata Cuk.
Ia juga menambahkan bahwa pengembangan transportasi air bertenaga listrik di Indonesia sangat potensial, dilihat dari 70% wilayah Indonesia berupa lautan, 67% kabupaten dan kotanya berada di kawasan pesisir, 40% pengangkutan barang juga dilakukan lewat laut.
Selain itu, data BRIN menyebutkan bahwa ada sekitar 395 ribu kapal perikanan laut dan sebanyak 231 ribu diantaranya berupa kapal bermesin motor tempel tersebar di Indonesia. Maka pengembangan transportasi air bertenaga listrik ini akan terus didorong untuk diaplikasikan secara lebih luas.