Kanal 24, Malang – Sebagai upaya mendukung pertanian berwawasan lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya berkolaborasi bersama Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Teknik (FT) dalam rangkaian program Doktor Mengabdi di Desa Tawangsari Kecamatan Pujon, Malang, Jawa Timur.
Ketua Doktor Mengabdi, Sri Suhartini, Stp, M.Env. Mgt, Ph.D mengatakan bahwa program Doktor Mengabdi tahun 2022 merupakan program lanjutan dari program Dosen Berkarya yang telah diselenggarakan tahun 2021 lalu.
“Pada saat itu (2021) hanya mengidentifikasi limbah yang ada di Desa Tawangsari,” kata Sri Suhartini, Stp, M.Env. Mgt, Ph.D., Sabtu (01/10/2022).
Kemudian, tambahnya, di Program Doktor Mengabdi tahun ini lebih memfokuskan pengomposan bioslurry untuk menjadi pupuk organik padat dan cair.
Dari hasil diskusi bersama kepala desa serta sekretaris desa, diketahui bahwa introduksi teknologi untuk pengolahan residu organik menjadi kompos sangat dibutuhkan. Hasil dari pengolahan residu organik menjadi kompos bisa digunakan para petani mengurangi penggunaan bahan kimia dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan, serta memperbaiki kualitas tanah.
“Kegiatan ini melewati beberapa proses untuk memproduksi pupuk padat dan pupuk cair. Dalam tahap pertama yang dilakukan adalah memisahkan fraksi padat dan fraksi cair. Setelah dipisahkan fraksi padat akan difermentasi untuk menjadi pupuk dan untuk fraksi cair juga melalui tahapan yang sama yaitu difermentasi dalam jangka waktu 1-2 bulan sudah bisa diaplikasikan karena sudah menjadi pupuk cair,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Sri Suhartini dan tim juga menguji kualitas pupuk padat dan pupuk cair. Kemudian hasil produksi akan diaplikasikan lalu diamati dengan jangka waktu selama delapan puluh hari.
Sri Suhartini menambahkan, “Dengan adanya teknologi yang sudah di introduksi dan produk yang kita hasilkan bisa diimplementasikan oleh masyarakat.”
Tim Doktor Mengabdi FTP UB (Dok.Putri/Kanal24)
Menanggapi pelaksanaan program Doktor Mengabdi ini, Sekretaris Kelompok Tani Dusun Gerih Desa Tawangsari, Eko Yulianto menyampaikan bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan sangat membantu meningkatkan pengetahuan para petani di Desa.
“Kegiatan ini sangat membantu warga agar kedepannya warga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan,” jelasnya.
Menurutnya dengan adanya pengolahan limbah ternak dan limbah rumah tangga, para petani dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli pupuk.
“Saat inikan biaya pupuk sangat mahal, jadi modal untuk bercocok tanam dan penjualan di tengkulah berbanding jauh, akhirnya para petani tidak untung. Sehingga kesejahteraan para petani pun hanya ditaraf cukup,” jelasnya.
Eko merupakan petani muda di desa Tawangsari berharap kedepannya kegiatan ini dapat terus dilakukan dan dipantau oleh tim doktor mengabdi UB agar dapat memberikan manfaat serta peningkatan taraf kehidupan untuk para petani.
Sementara itu, Anisah, salah seorang mahasiswa FTP UB yang mengikuti program doktor mengabdi ini juga menjelaskan, bahwa kegitan doktor mengabdi ini selain memberikan penjelasan dan praktek pada pembuatan pupuk cair dan padat, warga desa tawangsari juga diajarkan untuk memproduksi dan memasarkannya.
“Kami sudah seminggu disini mengajari warga untuk membuat pupuk cair dan pupuk padat serta mencobanya di lahan percobaan yang telah disiapkan kepala desa untuk uji coba” jelasnya.
Nantinya pupuk padat dan pupuk cair ini ditargetkan dapat memberikan peluang usaha bagi warga Desa Tawangsari.
“Jika memang pupuk kering dan pupuk cair ini sudah uji klinis dan berhasil, kedepannya kami akan membantu warga untuk memproduksi pupuk secara massal. Tidak hanya itu kami juga sudah membuatkan facebook dan shopee jika nantinya warga ingin memasarkannya secara luas,” jelasnya. (put/zha)