KANAL24, Malang – Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya sukses menggelar kegiatan Pawai Kampung Budaya yang bertempat di Universitas Brawijaya, Sabtu (8/10/2022). Kegiatan Pawai Kampung budaya diikuti oleh setidaknya 35 Forum daerah yang terdaftar di Universitas Brawijaya. Masing-masing forum daerah tersebut diwajibkan untuk menampilkan maskot yang mewakili daerah asal forda dengan disertai makna filosofis yang sesuai.
Salah satu Forda yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan Pawai Kampung Budaya UB 2022 yaitu Forum Mahasiswa Madiun Studi Malang dari Kota Madiun atau disingkat Formadima. Formadima merupakan Forum daerah untuk menampung mahasiswa Madiun yang melakukan studi di Kota Malang.
Keanggotaan dari Formadima mencakup lingkup yang luas sebab keanggotaannya tidak terbatas hanya untuk mahasiswa yang melakukan studi di Universitas Brawijaya saja, melainkan juga diperuntukkan bagi mahasiswa Madiun yang melakukan studi di Politeknik Malang, UIN, UMM, atau universitas/politeknik lainnya yang berada di Kota Malang.
“Formadima ini bukan hanya sekedar forum daerah, tetapi juga satu keluarga. Oleh karena itu kami berusaha untuk menggandeng seluruh mahasiswa dari Madiun dan tampil menjadi rumah kedua bagi Mahasiswa Madiun yang sedang merantau di Kota Malang .” Ujar Ardhian Syahrur, salah satu penanggung jawab Formadima dalam Pawai Kampung Budaya UB 2022.
Dalam kegiatan Pawai Budaya tersebut, Syahrur menjelaskan bahwa tahun ini Formadima mengangkat tokoh Retno Dumilah sebagai Maskot. Retno Dumilah merupakan seorang pemimpin yang kuat dan tangguh dalam memegang pemerintahan di Madiun.
Sosok Retno Dumilah serat akan makna filosofis dan esensi yang digambarkan melalui busana yang dikenakannya. Hiasan kepala Retno Dumillah yang berbalut emas memiliki arti bahwa Retno Dumilah merupakan sosok yang karismatik dan anggun ketika memegang pemerintahan di Madiun.
“Retno Dumilah ini merupakan bentuk gambaran dari perjuangan masyarakat Madiun. Meskipun sebagai perempuan, Retno Dumilah sangat tangguh dan tangkas serta mampu membuktikan bahwa seorang wanita juga layak menjadi pemimpin. Artinya bahwa konsep pemimpin tidak diperuntukkan semata-mata hanya untuk seorang laki-laki, tetapi perempuan juga mempunyai kesempatan yang sama apabila ia memang seseorang yang layak. Jadi melalui maskot Retno Dumilah ini kita berusaha untuk menyadarkan kembali pada para perempuan, bahwa mereka harus berusaha lepas dari kurungan patriarki yang selama ini melekat pada dirinya. Apalagi sekarang sudah memasuki era digital, semua sudah maju, maka sudah seharusnya budaya patriarki tersebut dihempas sebab hanya membatasi gerak perempuan di masa kini.”
Syahrur juga menuturkan bahwa kegiatan Pawai Kampung Budaya ini memiliki dampak yang sangat positif bagi pengenalan budaya Indonesia. Manfaat yang demikian juga dirasakan oleh Formadima melalui partisipasinya dalam Kampung Budaya 2022.
“Kegiatan Pawai Kampung Budaya UB 2022 ini cukup menarik, sebab melalui kegiatan ini Forda diberikan kesempatan untuk mengenalkan kebudayaan dari daerahnya masing-masing. Jadi secara tidak langsung, kegiatan ini juga menambah pengetahuan terkait kebudayaan lain yang ada di luar daerah asal.”
Syahrur menyoroti bahwa selama ini kebudayaan Madiun masih kurang dikenal oleh masyarakat luas, khususnya para mahasiswa. Maka dari itu, dengan adanya Kampung Budaya ini memberi banyak manfaat positif untuk membranding kebudayaan dari Madiun.
“Harapannya melalui Pawai Kampung Budaya UB 2022 ini, Formadima dapat membantu membranding kebudayaan di kota madiun sehingga makin eksis dan dikenal oleh banyak orang di masa depan nantinya, khususnya di wilayah Universitas Brawijaya,” pungkasnya.