Kanal24, Malang – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menggelar Orasi Ekonomi Kebangsaan dalam rangka Dies Natalis FEB UB ke-61 dengan tajuk “Kebangkitan Ekonomi Bangsa: Visi Ekonomi Keumatan dalam Mewujudkan Kemandirian dan Keadilan Ekonomi” Selasa (18/10/2022). Acara yang digelar di Gedung Widyaloka UB ini menghadirkan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. K. H. Haedar Nashir, M.Si yang menyampaikan orasi ekonomi di hadapan para peserta.
Prof. Haedar Nashir menyampaikan 3 hal penting dalam orasi yang diikuti oleh mahasiswa dan sivitas FEB UB. Pertama, ekonomi, politik, budaya, pendidikan, dan seluruh dimensi keindonesiaan akan menjadi lebih baik dan maju jika para warga negara Indonesia mampu mengarahkan dan mengelola negara ini dengan prinsip-prinsip kebangsaan yang baik. Ia menekankan bahwa saat ini masyarakat berpacu dengan waktu karena itu seluruh regulasi harus membawa kemajuan dan membawa keutuhan bangsa.
Kedua, Indonesia dengan dasar Pancasila dan sejarah bangsanya tidak lepas dari agama dan umat beragama. Oleh karena itu, harapan Indonesia bahwa seluruh elemen harus mampu mengelola aspirasi umat beragama dengan baik dan agama menjadi kekuatan untuk membangun sekaligus menghimbau untuk seluruh umat beragama agar beragama dengan moderat, toleran, dan membawa kemajuan. Hindari keberagaman yang ekstrim apapun agamanya dan pandangannya.
Yang terakhir, Muhammadiyah sebagai elemen bangsa dalam usia 109 tahun akan terus berkiprah melalui pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi untuk menjadi pilar bangsa yang mampu membangun kemandirian. Bangsa ini bisa terlihat jika mandiri bahkan kedaulatan negara itu dibangun di atas kemandirian.
“Kemandirian yang tetap membuka ruang bagi kerjasama dengan berbagai pihak. Maka, jangan sampai kita ini menjadi beban negara dan jangan sampai juga negara menjadi beban rakyat, itulah prinsip kemandirian,” ungkap Prof. Haedar Nashir.
Dekan FEB UB, Abdul Ghofar, DBA., Ak. mengatakan bahwa acara ini digelar untuk meneguhkan kemandirian bangsa dalam bidang ekonomi.
“Di acara ini, kami ingin menyerap tokoh-tokoh bangsa tentang ekonomi kebangsaan. Terutama untuk membangun kemandirian bangsa yang saat ini mungkin Indonesia cukup mandiri dan banyak negara lain yang tidak mandiri,” katanya. (nid)