Kanal24, Malang – Kasus gagal ginjal akut di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan mencapai 255 kasus yang berasal dari 26 provinsi per 24 Oktober 2044 dengan angka kematian mencapai 56%. Hal ini tentu meresahkan para orang tua terutama karena penyakit ditengarai akibat keracunan zat dalam obat sirup anak.
Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Dr. dr. Wisnu Barlianto, Sp.A (K) Imunologi, menjelaskan bahwa definisi gagal ginjal akut sebenarnya merupakan penurunan cepat secara tiba – tiba pada fungsi ginjal. Gagal ginjal ini menyebabkan berbagai komplikasi serius, hal ini terjadi dikarenakan ginjal sebagai tempat pembuangan dan penyaringan.
“Jadi kalau ginjal terganggu fungsinya maka akan berdampak pada kesehatan,” ungkapnya pada Kanal24 (25/10/2022).
Ia juga menjelaskan bahwa data RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) pada bulan Agustus sampai dengan Oktober ada 9 kasus. 6 kasus membaik dan 3 kasus meninggal.
Perlu diketahui orang yang mengalami gejala seperti tidak bisa buang air kecil bisa jadi sedang mengalami gagal ginjal akut. Hal ini terjadi akibat terjadinya penurunan fungsi ginjal pada tubuh. Sedangkan yang lagi ramai diperbincangkan oleh masyarakat saat ini adalah Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA). Gagal ginjal akut jenis tersebut masih belum diketahui dengan jelas apa penyebabnya.
“Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal itu tidak diketahui penyebabnya dan tidak ada riwayat gagal ginjal sebelumnya, kemudian juga bisa gejala tambahan yang lain seperti demam, diare, muntah tapi yang pasti penurunan kencing atau tidak kencing sama sekali,” jelasnya.
Dr. dr. Wisnu Barlianto, menegaskan bahwa penyebab GGAPA masih belum jelas. Tetapi diluar sana sudah beredar bahwa penyakit ini disebabkan oleh obat yang mengandung zat kimia yaitu etilen glikol.
Sebagai upaya untuk mengetahui penyebab adanya kasus gagal ginjal akut pada anak – anak di Indonesia, Dr. dr. Wisnu Barlianto, Sp.A (K) Imunologi dan para dokter anak RSSA lainnya melakukan diskusi untuk mencari tahu penyebabnya. Dari diskusi tersebut, para dokter masih menduga adanya infeksi pada ginjal.
“Kami menduga dari medisnya ada faktor lain yang bisa menyebabkan gagal ginjal akut. Kita sempat berdiskusi di bagian anak mungkin ada faktor infeksi, tetapi kita masih belum tahu infeksi apa,” tuturnya.
Pada saat ini isu yang beredar GGAPA disebabkan oleh obat tertentu yang mengandung zat etilen glikol. Hal ini menyebabkan seluruh orang tua was was terhadap obat yang beredar. Namun Kemenkes sudah menanggapi berita tersebut dengan cara mengeluarkan surat yang berisi daftar obat yang aman untuk digunakan dan diedarkan.
“Isu ini sudah menjadi ketakutan terhadap obat, padahal belum pasti. Tapi saya kira langkah dari kemenkes sudah tepat dalam menanggapi soal isu ini. Kemenkes sudah mengeluarkan surat daftar obat yang aman dan boleh diedarkan,” jelasnya.
Dia juga memberi masukan agar para orang tua tidak perlu terlalu panik mengenai isu yang sudah beredar, namun tetap harus waspada. (zha)