Kanal24, Tangerang – Setelah mencuatnya berita tentang adanya ancaman bom dari kelompok tertentu yang ditujukan kepada NCT127 dan NCTzens (sebutan khusus untuk fans NCT), para penggemar yang hadir di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Hall 7 & 8 Tangerang, Indonesia, untuk menyaksikan pertunjukan hari pertama konser tunggal boygroup besutan SM Entertainment asal Korea Selatan ini harus kembali menelan pahitnya realitas bahwa konser yang dinantikan itu terpaksa harus berhenti sebelum waktunya.
Kejadian bermula pada saat NCT127 menyanyikan salah satu lagu di album pertama mereka, “Paradise”. Grup beranggotakan sembilan orang yang dipimpin oleh Lee Taeyong ini melakukan sebuah tradisi wajib yang juga mereka lakukan di konser-konser negara lain, yaitu melempar bola plastik dengan tanda tangan mereka yang tercantum di permukaannya. Namun, siapa sangka hal tersebut merupakan pemicu utama dari keributan yang terjadi pada malam itu, di mana para penggemar, utamanya penonton yang berada di barisan tengah hingga depan pada section 1C, mulai saling dorong dan merangsek ke arah barikade untuk mendapatkan bola bertanda tangan tersebut.
“Posisi dudukku itu beneran lurus ke arah panggung pas, dari atas kelihatan jelas kalau yang di 1C itu pada dorong-dorongan, bahkan kayak ngebentuk ombak,” tutur Milawati, selaku salah satu penggemar asal Jogja yang berada di bagian CAT 4.
“Jadi, mereka itu ke kanan atau ke kiri ngikutin member yang ngelempar bola. Terus Haechan, Mark, Jaehyun, itu mereka sempet ngedeket ke arah penonton kayak mau turun gitu, ya semakin parah lah itu,” timpal Miasari, kembaran Milawati yang juga penikmat konser di CAT 4.
Keadaan yang semakin tidak terkendali mengharuskan sembilan anggota grup tersebut turun tangan untuk membantu staf yang bertugas dalam menertibkan barisan para penggemar. Selama beberapa menit, mereka hanya terus mengulang kalimat-kalimat seperti, “Tolong jangan saling dorong,” “Tolong mundur atau bergeser sedikit dan beri jarak.” Haechan, anggota termuda NCT127, juga mengatakan, “Jika ada dari kalian yang merasa kesulitan dan butuh bantuan, silakan angkat tangan.”
Tak lama berselang, NCT127 akhirnya melanjutkan penampilan mereka dengan membawakan lagu “Touch”. Setelah itu, mereka bergegas menuju backstage bahkan sebelum menyanyikan “Love Me Now”, yang seharusnya merupakan lanjutan langsung dari “Touch”. Pada saat itu, perwakilan dari promotor mengumumkan bahwa konser sementara diberhentikan sampai situasi kembali kondusif. Namun, sesaat setelah pengumuman itu disampaikan, promotor kembali menyuarakan sebuah kabar yang menjadi mimpi buruk seluruh penggemar NCT127 yang hadir pada malam itu, bahwasanya konser diberhentikan secara total sesuai dengan kesepakatan pihak promotor dengan kepolisian yang bertugas. Alasan utamanya adalah banyaknya para penggemar di bagian 1C yang pingsan dan membutuhkan pertolongan dengan segera, yang mencapai sejumlah 30 orang. Keputusan tersebut tentu mengundang kekecewaan penggemar, tetapi di sisi lain situasi memang benar-benar sudah tidak dapat dikendalikan dan terlalu dipaksakan apabila konser tersebut tetap berlanjut.
“Aku di CAT 1B aman-aman aja, nggak ada yang rusuh, semuanya cukup tertib. Makanya begitu dapet announcement rasanya kaget banget, sedih, kesel, kecewa juga, apalagi dibubarinnya karena alasan yang dilakukan oleh beberapa oknum aja. Sayang banget sih, padahal tinggal 6 lagu dan itu klimaksnya,” ungkap Febi, salah satu penggemar asal Malang yang hadir pada malam itu.
Beberapa NCTzens asal Malang lain yang turut menghadiri konser NCT127 ini juga sependapat dengan Febi. Bahkan, beberapa cuitan mereka di Twitter atau media sosial lainnya menunjukkan kejengkelan dan kesedihan yang mendalam. Dari yang awalnya datang untuk bersenang-senang dan memberi dukungan dengan menonton idola secara langsung, nyatanya harus berakhir begitu saja tanpa adanya salam perpisahan dari mereka akibat ulah oknum-oknum tertentu.
Tak sedikit juga mahasiswa Universitas Brawijaya yang datang dari fakultas, jurusan, dan angkatan yang berbeda-beda. Salah satu dari mereka— yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku, “Orang tuaku tahu permasalahannya karena emang rame banget di pemberitaan. Gara-gara ini, mereka akhirnya jadi sangsi buat ngasih izin ke aku kalau nanti pengen ngonser lagi. Sedih banget jujur, mau marah tapi nggak tahu marah ke siapa, udah nggak ada tenaga juga karena ya udah lewat”.
Setelah para penggemar keluar area konser dengan emosi yang campur aduk, tim medis yang bertugas wara-wiri membawa tandu yang berisi dua orang. Beberapa dari mereka juga berteriak memohon bantuan saking kewalahannya mengurus banyaknya penggemar yang membutuhkan bantuan hingga jatuh pingsan. Dari pemandangan itulah akhirnya NCTzens mulai memaklumi keputusan pemberhentian konser, meskipun di lubuk hati yang terdalam tetap terdapat perasaan jengkel dan kecewa karena konser yang tak berakhir dengan baik.
Pada malam itu juga, Lee Taeyong, sang leader dari NCT127, mengirimkan pesan singkat melalui aplikasi Bubble— sebuah platform khusus yang menjembatani interaksi antara idola dan penggemar, bahwa ia berharap tidak ada lagi yang terluka dan meminta maaf kepada para penggemar yang datang karena harus mendapat memori buruk dengan berakhirnya konser ini secara kurang baik. Ia juga memohon untuk NCTzens agar lebih memprioritaskan keselamatan dirinya.
Kejadian tersebut sempat mengundang kecaman publik dan menjadi trending topic di pemberitaan media online maupun media sosial. Namun, Dyandra Global, selaku promotor, mengupayakan penanganan pertunjukan hari kedua yang dilaksanakan pada keesokan harinya, tepatnya tanggal 5 November 2022 pukul 14.00 WIB, seperti memperketat penjagaan, menambah jumlah staf yang bertugas di barisan penggemar, memperbanyak anggota tim medis, menghapus acara lempar-melempar bola bertanda tangan sesuai arahan pihak kepolisian, dan menyediakan beberapa kursi tambahan sebagai pertolongan pertama di bagian belakang standing section. (nai)