Kanal24 – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa perkenalkan manuskrip ulama Indonesia (manuskrip tulisan tangan yang menjadi kajian filologi) dan kontribusinya bagi ilmu pengetahuan dan peradaban dunia pada seminar dan pameran yang diselenggarakan di Arab Saudi.
“Kegiatan ini bagian penting dalam ‘babat alas’ menggali keunggulan ulama besar Indonesia yang kontribusinya signifikan untuk keilmuan dunia, termasuk di Arab Saudi,” ujarnya di Riyadh, Arab Saudi (27/11/2022).
Manuskrip karya ulama Indonesia tersebut dipamerkan pada kegiatan bertema “Intellectual Heritage and Contribution of Indonesian Scholars to The Islamic Civilization” yang digelar pada Minggu sore waktu setempat di sela “Indonesia Week 2022” pada 26-29 November 2022 di Cultural Palace Diplomatic Quarter Riyadh Saudi Arabia.
Pada kesempatan tersebut dipamerkan karya-karya manuskrip kuno ulama nusantara, mulai turots (literasi yang dimiliki peradaban Islam) karya Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan, karya Syaikh Nawawi Al Bantani, karya Syaikh Hasyim Asyari Jombang, Syaikh Mahfud At-Tarmasi Pacitan, Syaikh Ihsan Jampes Kediri, juga ada pula karya KH Abu Fadhol Senori Tuban.
Khofifah mengatakan kontribusi ulama Indonesia dimulai sejak abad ke-14 karena banyak kitab yang dihasilkan di sini dan banyak ulama Indonesia juga wafat di sini.
Seperti Syeikh Nawawi Al Bantani, ia memiliki 30 karya kitab turots, namun baru enam kitab yang telah didigitalkan. Karya Syaichona Kholil asal Bangkalan Madura, yang dua dari 32 kitabnya telah didigitalkan.
“Jadi saat ini kondisinya adalah banyak manuskrip karya ulama Indonesia yang ada di Belanda, Inggris, Timur Tengah maupun Afrika. Sehingga pertemuan hari ini kami harap akan menjadi awalan baru untuk menjadi titik temu karya ulama dunia,” tuturnya.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa saat ini Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Al Darah terkait kearsipan, dan diharapkan ada program lanjutan juga dengan Pemda Jawa Timur.
“Maka kami harapkan MoU yang dilakukan ANRI dengan Al Darah akan bisa dilanjutkan dengan program yang bisa menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dunia,” tegasnya.
Hadir dalam forum tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Azis Ahmad dan Perwakilan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mr. Abdulrahman Subayyil Alrashheedi.
Selain itu, sejumlah narasumber yang hadir yaitu Pengasuh Ponpes Amanatul Umah Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim dan Prof. Dr. Abdul Halim Subahar.
Sementara itu, salah seorang tokoh Nahdhatul Turots Ahmad Kholily yang juga hadir dalam acara tersebut menegaskan ulama Indonesia telah memberikan kontribusi penting bagi peradaban Arab Saudi dan Islam, khususnya peradaban Hijaz.
Menurut ulama asal Pondok Pesantren Canga’an Bangil Pasuruan tersebut, Islam berkembang di Indonesia sejak abad ke-7 Masehi atau abad ke-1 Hijriah.
“Islam pertama berkembang ke nusantara di abad ke 1 Hijriah melalui perantara Arab lewat perdagangan pedagang dari Arab yang bersifat dan dan berakhlak baik, kemudian terbentuk komunitas Islam di kawasan Sumatera dan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai,” terangnya.
Para Ulama di Arab Saudi mendengar tentang pesatnya perkembangan Islam dan menerimanya dengan sangat positif. Bahkan ulama Arab dikirim ke Indonesia untuk memperluas perkembangan Islam di Nusantara.(sat)