Kanal24 – Atal S. Depari, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, berharap agar semua anggota pers Indonesia dapat mempertahankan independensinya selama tahun politik dan pemilu 2024.
“Seperti diketahui tahun 2023 ini, Indonesia memasuki tahun politik. Pers juga menjadi bagian dari persaingan politik dari pemilihan presiden dan pemilihan legislatif akan berlangsung serentak pada tahun 2024 mendatang. Tentu, kami berharap, pers Indonesia tetap bebas, tetap menjaga independensinya di tengah hiruk pikuk para buzzer politik,” ujar Atal.
Ia mengatakan hal tersebut dalam pidatonya saat memberikan sambutan pada seminar internasional yang berjudul “Disrupsi Digital dan Tata Ulang Ekosistem Media yang Berkelanjutan” yang diselenggarakan oleh Confederation of ASEAN Journalist (CAJ), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan BBC Media Action di Jakarta (7/2/2023).
Selain itu, Atal juga berharap bahwa selama pesta demokrasi pada tahun 2024, kebebasan pers di Indonesia tetap terjaga dalam batas kode etik jurnalistik. Dengan begitu, lanjutnya, semua anggota pers dapat memainkan peran dalam memberikan warna yang baik pada demokrasi.
Atal kemudian meminta semua anggota pers Indonesia untuk memanfaatkan semangat Hari Pers Nasional (HPN) 2023 yang membawa tema “Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat” untuk mempertahankan independensi dan kebebasan mereka.
“Mari kita juga memanfaatkan semangat hari pers nasional 2023 yang kali ini mengambil tema ‘Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat’,” ucap Atal.
Sebelumnya, Atal juga berharap bahwa peringatan Hari Pers Nasional 2023 dapat menjadi dorongan bagi anggota pers untuk menemukan berbagai solusi agar tercapai keuntungan bersama antara penerbit atau pengelola media dan platform digital.
Menurut dia, saat ini, kerjasama antara penerbit atau pengelola media dan platform digital cenderung tidak seimbang.
“Fakta-fakta menunjukkan bahwa kerja sama penerbit dengan platform digital adalah bentuk hubungan yang cenderung berat sebelah, bahkan tidak ada kerja sama yang win-win (menghasilkan keuntungan bersama). Platform digital lebih banyak mengendalikan, penerbit lebih banyak dikendalikan,” ucapnya.
Selain itu, platform digital juga dapat mengubah sistem algoritma tanpa pemberitahuan sebelumnya, yang memiliki dampak serius pada distribusi konten dan model pembayaran konten dari penerbit.